Kamis 31 Mar 2022 17:05 WIB

Harga Migor Curah di Tasikmalaya Mahal, Satgas Pangan Diminta Awasi Distribusi

Harga minyak goreng curah saat ini sudah membuat masyarakat Tasikmalaya resah

Rep: Bayu Adji P/ Red: Nur Aini
Warga antre membeli minyak goreng curah, ilustrasi
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Warga antre membeli minyak goreng curah, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Harga minyak goreng curah di Kota Tasikmalaya sudah menembus Rp 24 ribu per kilogram. Padahal, pemerintah pusat telah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) untuk minyak goreng curah sebesar Rp 14 ribu per liter atau Rp 15.500 per kilogram.

Wali Kota Tasikmalaya, Muhammad Yusuf, meminta dinas terkait bersama Satuan Tugas (Satgas) Pangan Kota Tasikmalaya melakukan pengawasan distribusi minyak goreng curah. Sebab, menurut dia, harga minyak goreng curah saat ini sudah membuat masyarakat resah. 

Baca Juga

"Saya minta ini diawasi terus distrubusi minyak goreng curah. Satgas Pangan harus terus monitor," kata dia, Kamis (31/3/2022).

Yusuf mengatakan, adanya kenaikan harga kebutuhan pokok menjelang Ramadhan dan Idul Fitri merupakan hal yang sebenarnya biasa terjadi. Menurut dia, pemerintah sulit untuk mengontrol harga pasar, sebab di pasar berlaku hukum ekonomi. 

Selama kenaikan harga masih dalam batas wajar dan masih bisa dibeli masyarakat, ia menilai, itu tak menjadi masalah berarti. Namun, khusus untuk minyak goreng curah, menurut dia, kenaikan harganya telah membuat masyarakat resah. 

"Apalagi minyak goreng curah ini disubsidi oleh pemerintah. Kalau harganya masih tinggi, subsidi itu ke mana? Ini harus diawasi oleh Indag, termasuk kepolisian dengan Satgas Pangan," kata dia.

Ia menambahkan, pihaknya akan berusaha memastikan ketersediaan dan harga kebutuhan pokok aman. Dengan begitu, masyarkaat dapat dengan tenang dalam menjalankan ibadah puasa, tanpa terlalu memikirkan kebutuhan pokok.

Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan, Kota Tasikmalaya, Firmansyah, mengatakan, pihaknya akan terus melakukan pengawasan terkait kelangkaan minyak goreng curah bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dan Satgas Pangan. Ia menyebutkan, saat ini interval pengiriman minyak goreng curah dari produsen cukup, sehingga membuat ketersediaan di pasaran tidak stabil. 

"Saat ini pengirimannya satu minggu satu kali. Itu dari hasil monitoring kami. Akibatnya ketersediaan minyak goreng, apalagi menjelang bulan puasa, menjadi langka," kata dia.

Adanya kelangkaan itu menyebabkan harga minyak goreng curah dijual jauh di atas HET yang telah ditetapkan pemerintah. Sebab, ketika pemintaan tinggi dan barang sedikit, harga akan naik dengan sendirinya.

Firmansyah mengatakan, akan berupaya agar distributor melakukan operasi pasar murah. "Karena mereka wajib menjual sesuai HET, juga bisa menetralisir harga. Kami sedang susun instruksinya agar mereka bisa melakukan operasi pasar," kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement