Kamis 31 Mar 2022 19:24 WIB

Mayoritas Penyintas Covid-19 Keluhkan Sesak Napas

Bagi remaja, gejala sisa long Covid-19 yang paling banyak yakni sakit kepala.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Dwi Murdaningsih
Sesak napas. ilustrasi. Mayoritas penyintas Covid-19 merasakan sesak napas.
Foto: Republika
Sesak napas. ilustrasi. Mayoritas penyintas Covid-19 merasakan sesak napas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seringkali penyintas infeksi Covid-19 belum benar-benar pulih. Ketua Umum Pengurus Besar Perhimpunan Besar Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Indonesia (Perdosri) Tirza Z Tamin mencatat mayoritas penyintas Covid-19 merasakan sesak napas.

"Sesak napas jadi keluhan paling banyak," ujarnya saat mengisi konferensi virtual BNPB, Kamis (31/3/2022).

 

Dia mencatat gejala sisa long Covid-19 yang paling banyak terjadi pada penyintas Covid-19 di kelompok usia anak dan remaja yaitu sakit kepala, kesulitan konsentrasi, nyeri perut, gangguan tidur, hingga lemas. Tirza menambahkan, hampir semua gejala yang dialami penyintas ini terjadi secara spontan. Oleh karena itu, dia melanjutkan, gejala-gejala ini harus diidentifikasi sejak awal dan diberikan manajemen penanganannya secara adekuat.

 

"Kalau keluhannya sesak napas maka kami (dokter) bisa maksimalkan memeriksa respirasinya, paru-parunya bagaimana fungsi dari pernapasannya. Kemudian, beri teknik relaksasi atau beri terapi dada, hingga latihan pelonggaran dada," katanya. 

 

Artinya, dia melanjutkan, penanganan ini tergantung pada kondisi dan gejala yang dikeluhkan penyintas. Lebih lanjut ia menegaskan keluhan penyintas harus segera diketahui. Sebab, gejala sisa atau long Covid-19 penyintas nantinya berhubungan dengan kualitas hidup.

 

Jika keluhan terkait kualitas hidup tidak segera ditangani, kemudian akan muncul kelelahan, anosmia, batuk. Bahkan, para penyintas bisa mengalami keluhan gangguan stres pascatrauma (PTSD) yaitu stres, pekerjaan yang sangat sibuk dan dampaknya bisa menetap.  

 

"Kita tak tahu post Covid-19 sampai seberapa lama. Ini akan menurunkan kualitas hidup," ujarnya 

 

Dia meminta penyintas Covid-19 juga menerapkan pola hidup yang sehat, menerapkan nutrisi makanan yang baik, manajemen stres, hingga latihan yang sesuai. Selain itu, ia meminta protokol kesehatan (prokes) tetap diterapkan penyintas, terutama yang memiliki penyakit penyerta (komorbid).

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا النَّبِيُّ اِذَا طَلَّقْتُمُ النِّسَاۤءَ فَطَلِّقُوْهُنَّ لِعِدَّتِهِنَّ وَاَحْصُوا الْعِدَّةَۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ رَبَّكُمْۚ لَا تُخْرِجُوْهُنَّ مِنْۢ بُيُوْتِهِنَّ وَلَا يَخْرُجْنَ اِلَّآ اَنْ يَّأْتِيْنَ بِفَاحِشَةٍ مُّبَيِّنَةٍۗ وَتِلْكَ حُدُوْدُ اللّٰهِ ۗوَمَنْ يَّتَعَدَّ حُدُوْدَ اللّٰهِ فَقَدْ ظَلَمَ نَفْسَهٗ ۗ لَا تَدْرِيْ لَعَلَّ اللّٰهَ يُحْدِثُ بَعْدَ ذٰلِكَ اَمْرًا
Wahai Nabi! Apabila kamu menceraikan istri-istrimu maka hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat (menghadapi) idahnya (yang wajar), dan hitunglah waktu idah itu, serta bertakwalah kepada Allah Tuhanmu. Janganlah kamu keluarkan mereka dari rumahnya dan janganlah (diizinkan) keluar kecuali jika mereka mengerjakan perbuatan keji yang jelas. Itulah hukum-hukum Allah, dan barangsiapa melanggar hukum-hukum Allah, maka sungguh, dia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. Kamu tidak mengetahui barangkali setelah itu Allah mengadakan suatu ketentuan yang baru.

(QS. At-Talaq ayat 1)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement