Kamis 31 Mar 2022 19:02 WIB

Wapres: Indonesia Butuh Penambahan Layanan Rumah Sakit

Dari pengalaman pandemi Covid-19, sistem layanan kesehatan Indonesia harus dipekuat.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Fuji Pratiwi
Wakil Presiden KH Ma'rif Amin melakukan pemancangan pertama Ground Breaking Graha Dua RS Islam Surabaya, Jawa Timur, Kamis (31/3/2022).
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Wakil Presiden KH Ma'rif Amin melakukan pemancangan pertama Ground Breaking Graha Dua RS Islam Surabaya, Jawa Timur, Kamis (31/3/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA--Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin mendorong penambahan jumlah pelayanan rumah sakit maupun tempat tidur rumah sakit. Wapres mengatakan, berdasarkan pengalaman pandemi Covid-19, sistem layanan kesehatan di Indonesia harus diperkuat, termasuk ketersediaan tempat tidur rumah sakit.

"Kita melihat ke depan, maka (butuh) penambahan terutama memang pelayanan, kualitas layanan kesehatan," kata Wapres usai melakukan pemancangan pertama Ground Breaking Graha Dua RS Islam Surabaya, Jawa Timur, Kamis (31/3/2022).

Baca Juga

Wapres menjelaskan, pandemi Covid-19 telah menyadarkan pentingnya layanan kesehatan, khususnya di situasi darurat. Ia pun menyebut, fasilitas kesehatan Indonesia sempat kewalahan ketika gelombang kedua Covid-19 varian Delta masuk ke Indonesia pada 2021 lalu.

Karena itu, Pemerintah terus memperbaiki, memperluas dan mengembangkan rumah sakit yang ada maupun menambah rumah sakit baru. "Supaya tempat tidurnya semakin (tambah) tetapi selama ini memang, kecuali waktu pandemi Delta, Omicron ini semua masih teratasi," kata Kiai Ma'ruf.

Ia menambahkan, pelayanan kesehatan juga harus mengadopsi kemajuan teknologi digital. Sebab, perkembangan teknologi dan pandemi Covid-19 telah mengubah pola masyarakat dalam mengakses layanan kesehatan.

Wapres mengungkap, survei Markplus pada 2020 menyebutkan lebih dari 65 persen masyarakat semakin sering memanfaatkan konsultasi telemedika atau telemedicine selama pandemi, naik drastis dibandingkan tahun 2017 yang  hanya 14 persen. Begitu juga, pemanfaatan kecerdasan buatan seperti dalam bedah robotik (robotic surgery) dalam perkembangan dunia kesehatan dan kedokteran.

"Begitu juga layanan-layanan yang disebut telemedis, sehingga masyarakat itu bisa mendapatkan informasi dan bisa memperoleh layanan kesehatan, melalui berbagai konsultasi yang ada, sepanjang sebelum dilakukan misalnya dibawa ke rumah sakit," ujar Wapres.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement