REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) telah melanda 11 dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau sejak awal tahun ini. Kini, api masih berkobar di area seluas 160 hektare di tiga kabupaten/kota. Amukan Si Jago Merah ini berpotensi meluas.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau M Edy Afrizal mengatakan, karhutla kini masih berlangsung di Kabupaten Rokan Hulu pada areal seluas 75 hektare (ha), Kota Dumai 19,2 ha, dan Kabupaten Kampar 65,75 ha.
"Potensi karhutla ini meluas tentu ada, makanya harus dicegah cepat. Kalau tidak ditangani tentu meluas," kata Edy melalui Sub Koordinator Pengolahan Data dan Informasi Kebencanaan BPBD Riau Zulfan Effendi ketika dihubungi Republika dari Jakarta, Kamis (31/3).
Edy menjelaskan, karhutla di tiga wilayah itu terjadi pada lahan gambut. Proses pemadaman pun menjadi sulit karena petugas gabungan tak bisa menggunakan kendaraan bermotor di lahan gambut.
Mereka harus berjalan kaki menyusuri lahan tersebut untuk mencapai titik api. Dia pun berharap pemerintah pusat segera memberikan bantuan.
"Kita berharap BNPB segera memberikan bantuan helikopter untuk segera dilakukan water bombing," ujarnya.
Edy yakin, metode pengeboman air itu cukup efektif mencegah kobaran api meluas di lahan gambut. Dia menjelaskan, karhutla di Riau sebenarnya mulai terjadi secara perlahan sejak Januari 2022.
Hanya saja, api yang membakar hutan dan lahan di delapan kabupaten/kota lain sudah berhasil dipadamkan. Delapan kabupaten/kota itu adalah Rokan Hilir seluas 3 ha, Bengkalis 79,2 ha, Meranti 7 ha, dan Siak 6,39 ha.
Lalu Pekanbaru 4,14 ha, Pelalawan 22,7 ha, Indragiri Hulu 17,4 ha, dan Indragiri Hilir 32,5 ha. Karhutla tidak terjadi hanya di Kabupaten Kuansing. "Total luas lahan terbakar dari 1 Januari 2022 sampai hari ini adalah 332,28 ha," ujar dia.
Dia menambahkan, karhutla mulai terjadi sejak awal tahun ini karena cuaca di Riau cukup panas dan kering. Titik panas juga banyak bermunculan di sejumlah area.
"Tentu kalau cuaca panas ya mudah terjadi kebakaran karena lahan gambut dan tanahnya gersang. Karena itu, kita imbau masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar hutan," ujarnya.