REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Perdana Menteri Australia, Scott Morrison pada Jumat (1/4/2022) mengatakan, Australia akan mengirim kendaraan lapis baja, Bushmaster ke Ukraina. Pengiriman ini merupakan permintaan dari Presiden Ukralna, Volodymyr Zelenskyy ketika berbicara kepada anggota parlemen Australia.
Morrison mengatakan kepada wartawan bahwa, kendaraan tersebut akan diterbangkan dengan pesawat angkut Boeing C-17 Globemaster. Morrison tidak merinci berapa banyak kendaraan yang akan dikirim.
"Kami tidak hanya mengirim doa. Kami mengirim senjata, mengirim amunisi, mengirim bantuan kemanusiaan, dan kami akan mengirim kendaraan lapis baja, Bushmaster," kata Morrison.
Morrison sebelumnya mengatakan, Australia akan memberikan bantuan militer tambahan termasuk umpan taktis, sistem udara tak berawak dan sistem darat tak berawak, ransum dan pasokan medis. Bantuan tambahan itu bernilai 25 juta dolar Australia (AU) atau 19 juta dolar AS.
Australia telah menjanjikan bantuan kepada Ukraina senilai 91 juta dolar AU dalam bantuan militer. Termasuk 65 juta dolar AU dalam bantuan kemanusiaan, dan 70 ribu metrik ton batu bara.
Pemerintah Australia mengenakan tarif tambahan sebesar 35 persen untuk semua impor dari Rusia dan Belarus mulai 25 April. Impor minyak dan energi dari Rusia akan dilarang mulai tanggal tersebut. Termasuk ekspor bijih aluminium Australia ke Rusia.
Australia telah menjatuhkan sanksi kepada lebih dari 500 individu dan entitas di Rusia dan Belarusia. Sanksi tersebut mencakup 80 persen sektor perbankan Rusia dan semua entitas pemerintah yang menangani utang negara Rusia.
Zelenskyy berpidato di hadapan Parlemen Austria selama 16 menit. Dalam pidatonya Zelenskyy secara khusus meminta bantuan kendaraan Bushmaster.
“Anda memiliki kendaraan personel bersenjata yang sangat bagus, Bushmaster, yang dapat membantu Ukraina secara substansial, dan peralatan lainnya,” kata Zelenskyy.
Zelenskyy mengatakan, keamanan nasional Australia berpotensi terancam dari konflik yang dapat meningkat menjadi perang nuklir. Menurutnya, kemenangan Rusia atas Ukraina akan mendorong Cina untuk menyatakan perang terhadap Taiwan.
“Hal yang paling mengerikan adalah jika kita tidak menghentikan Rusia sekarang, jika kita tidak meminta pertanggungjawaban Rusia, maka beberapa negara lain di dunia yang menantikan perang serupa melawan tetangga mereka akan memutuskan bahwa hal-hal seperti itu mungkin terjadi pada mereka juga,” kata Zelenskyy.
Dua minggu lalu, pemerintah Australia dan Belanda meluncurkan kasus hukum terhadap Rusia di Organisasi Penerbangan Sipil Internasional. Mereka meminta pertanggungjawaban Moskow atas dugaan perannya dalam serangan rudal terhadap pesawat penumpang Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH17, yang menewaskan 298 orang. Pesawat tersebut jatuh pada 2014 di Ukraina. Sebanyak 196 warga negara Belanda dan 38 warga Australia menjadi korban dalam insiden tersebut.