Jumat 01 Apr 2022 18:05 WIB

Pasukan Rusia Tinggalkan Chernobyl karena Diduga Terpapar Radiasi Nuklir

Pasukan Rusia terpapar radiasi dari penggalian parit di di zona eksklusi

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
 FILE - Sebuah korsel yang ditinggalkan di taman terlihat kota hantu Pripyat dekat dengan pembangkit nuklir Chernobyl, Ukraina, pada 15 April 2021. Di antara perkembangan yang paling mengkhawatirkan pada hari yang sudah mengejutkan, ketika Rusia menginvasi Ukraina pada hari Kamis, adalah peperangan di pembangkit nuklir Chernobyl, di mana radioaktivitas masih bocor dari bencana nuklir terburuk dalam sejarah 36 tahun lalu.
Foto: AP/Efrem Lukatsky
FILE - Sebuah korsel yang ditinggalkan di taman terlihat kota hantu Pripyat dekat dengan pembangkit nuklir Chernobyl, Ukraina, pada 15 April 2021. Di antara perkembangan yang paling mengkhawatirkan pada hari yang sudah mengejutkan, ketika Rusia menginvasi Ukraina pada hari Kamis, adalah peperangan di pembangkit nuklir Chernobyl, di mana radioaktivitas masih bocor dari bencana nuklir terburuk dalam sejarah 36 tahun lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Pasukan Rusia kembali menyerahkan kendali pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl ke Ukraina. Pasukan Rusia meninggalkan lokasi tersebut pada Jumat (1/4/2022) pagi.

Perusahaan listrik negara Ukraina, Energoatom, pasukan Rusia meninggalkan Chernobyl karena diduga terpapar radiasi nuklir dengan "dosis signifikan". Mereka terpapar radiasi dari penggalian parit di hutan, di zona eksklusi di sekitar pembangkit nuklir tersebut. Tetapi sejauh ini tidak ada konfirmasi independen tentang dugaan kontaminasi radiasi itu.

Baca Juga

Badan Energi Atom Internasional (IAEA) telah menerima informasi dari Ukraina bahwa, pasukan Rusia telah mentransfer kendali di pembangkit tenaga nuklir Chernobyl secara tertulis kepada Ukraina. Energoatom tidak memberikan rincian tentang kondisi para prajurit yang diduga terkena radiasi. Energoatom juga tidak mengatakan berapa banyak pasukan Rusia yang terkena dampak radiasi nuklir.

Sejauh ini, Kremlin dan IAEA mengatakan belum dapat mengkonfirmasi laporan pasukan Rusia yang terpapar radiasi dosis tinggi di Chernobyl. Mereka sedang mencari informasi lebih lanjut.

Pasukan Rusia merebut situs Chernobyl pada awal invasi 24 Februari. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa, pasukan Rusia akan menyebabkan kerusakan atau gangguan yang dapat menyebarkan radiasi.  

Ukraina telah berulang kali menyatakan keprihatinan keamanan tentang Chernobyl dan menuntut penarikan pasukan Rusia. Ukraina mengatakan, kehadiran pasukan Rusia mencegah rotasi personel pabrik untuk sementara waktu.

Penarikan itu terjadi di tengah indikasi yang berkembang bahwa, Kremlin memanfaatkan pembicaraan tentang de-eskalasi di Ukraina sebagai kedok untuk meningkatkan serangan. Rusia menarik pasukannya untuk mengatur ulang strategi serangan yang lebih besar ke Ukraina.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan, penarikan pasukan Rusia dari wilayah utara dan tengah merupakan taktik militer. Pasukan Rusia sedang membangun serangan baru yang kuat di tenggara.

 “Kami tahu niat mereka. Kami tahu bahwa mereka menjauh dari area yang telah kami taklukan, untuk fokus pada wilayah lain yang sangat penting. Akan ada pertempuran di depan," ujar Zelenskyy.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement