REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Persatuan Islam (Persis) Ustadz Jeje Zaenudin mengatakan, Ramadhan merupakan momentum untuk meningkatkan kualitas jiwa. Umat muslim di Indonesia diperkirakan akan memasuki bulan suci pada akhir pekan ini.
"Marilah kita semua jadikan momentum Ramadhan ini sebagai sarana ibadah untuk meningkatkan kualitas jiwa kita mencapai pribadi yang suci dengan kemampuan mengendalikan diri dari segala keburukan nafsu," kata Ustadz Jeje pada Jumat (1/4/2022).
Ustadz Jeje mengatakan, perbedaan yang mencolok antara ibadah puasa dari ibadah yang lainnya di antaranya, yang pertama, puasa adalah ibadah menahan diri dari perbuatan yang membatalkan selama batas waktu yang sudah ditetapkan. Sementara ibadah lainnya bersifat tindakan atau perintah mengerjakan sesuatu.
"Sehingga hakikat puasa adalah pengendalian jiwa dari dorongan segala syahwat. Yaitu syahwat makan minum, syahwat seksual, syahwat kekuasaan, dan segala kecenderungan negatif. Karena jalan kebahagiaan dan keselamatan hidup manusia dunia dan akhirat adalah dengan kemampuan mengendalikan syahwat jiwa yang jahat. Syahwat manusia itu dimulai dari syahwat makan minum, lalu menjalar ke syahwat seksual dan berujung pada syahwat kekuasaan dan jabatan," papar Ustadz Jeje.
Ustadz Jeje melanjutkan, Kedua, bahwa pengendalian diri yang sejati itu lahir dari keimanan dan keyakinan bahwa ia ada yang Mahamengawasi. Jika kesadaran adanya yang Mahapengawasi itu hilang, tidak mungkin orang dapat melakukan puasa. Sebab ia tidak akan kuat menahan lapar, haus, syahwat seksual, kekuasaan, pada saat semua itu ada dihadapannya dan merasa tidak ada yang menghalanginya.