REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Rasulullah SAW memberikan tuntunan kepada umatnya dalam segala hal, termasuk dalam memakai sandal.
Hadits-hadits berikut ini menjelaskan bagaimana sunnah Rasulullah SAW saat memakai sandal dalam kehidupan sehari-hari:
Pertama,
عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال :" لا يمشين أحدكم في نعل واحدة لينعلهما جميعاً أو ليحفهما جميعاً
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, bahwa Rasulullah pernah bersabda, "Janganlah di antara kalian berjalan dengan sandal sebelah. Hendaklah memakai keduanya atau melepaskan keduanya."
Kedua,
عن جابر - رضي الله عنه - : أن النبي صلى الله عليه وسلم نهى أن يأكل – يعني - الرجل بشماله ، أو يمشي في نعل واحدة
Dar Jabir radhiyallahu ‘anhu menjelaskan, "Sesungguhnya Nabi SAW melarang seorang laki-laki makan dengan tangan kiri dan berjalan dengan sandal sebelah.”
Ketiga,
عن أبي هريرة - رضي الله عنه - أن النبي صلى الله عليه وسلم قال :" إذا انتعل أحدكم ؛ فليبدأ باليمين ، وإذا انتزع فليبدأ بالشمال ؛ لتكن اليمنى أولهما تُنْعَلُ ، وآخرهما تنزع "
Dari Abu Hurairah RA, dia menceritakan, "Sesungguhnya Nabi SAW bersabda, “Bila salah seorang di antara kalian hendak memakai sandal, hendaklah memulainya dari yang sebelah kanan. Dan bila dia melepasnya, maka hendaklah dimulai dengan yang sebelah kiri. Hendaklah posisi kanan dijadikan yang pertama kali dipasangi sandal dan yang terakhir kali dilepas."
Keempat,
Diriwayatkan oleh Qutaibah, dari Malik dan diriwayatkan pula oleh Ishaq bin Musa dari Ma`an dari Malik dari Abu Zinad dari A'raj yang bersumber dari Abu Hurairah RA, dari perawi Aisyah RA:
عن عائشة – رضي الله عنها - قالت : كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يحب التيمن ما استطاع ، في ترجله ، وتنعله ، وطهوره
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, dia berkata, "Rasulullah menyenangi bagian yang sebelah kanan dan diusahakannya sekuat tenaga, tatkala bersisir, memakai sandal demikian pula sewaktu bersuci."
Sementara itu, Abu Hurairah RA mengatakan sandal Rasulullah mempunyai dua tali qibal. Demikian pula halnya dengan sandal Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu dan Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu. Sedangkan orang yang pertama kali mengikatkan satu ikatan adalah Utsman bin Affan radhiyallah anhu.