REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menegaskan gempa Banten yang terjadi Jumat (1/4/2022) tidak berhubungan dengan aktivitas Gunung Anak Krakatau. Meski letak Banten dan Gunung Anak Krakatau berdekatan, kejadian gempa dan peningkatan aktivitas gunung ini tidaklah terkait.
"Biasanya aktivitas vulkanik dan aktivitas tektonik tidak saling berhubungan," kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari saat konferensi virtual, Jumat (1/4/2022).
Ia menambahkan, jika aktivitas Gunung Anak Krakatau terjadi bersamaan dengan aktivitas kegempaan di selatan Banten, ini satu kebetulan meski dari satu kawasan geologi masih berdekatan. Artinya, dia melanjutkan, dua fenomena ini tidak saling memancing meski terjadi hampir bersamaan.
Kendati demikian, pihaknya mengimbau masyarakat yang akan beraktivitas di Selat Sunda atau sekitar Gunung Anak Krakatau dalam radius 5 sampai 10 kilometer (km) supaya tetap waspada. Sebab, BNPB mencatat memang aktivitas Gunung Anak Krakatau beberapa hari terakhir memperlihatkan aktivitas vulkanik yang cukup aktif."Sehingga, kita harus mewaspadai (Gunung Anak Krakatau), khususnya radius 5 kilometer," ujarnya.
Sebelumnya, Guncangan gempa terasa hingga di DKI Jakarta. Pusat dari gempa yang terasa di Jakarta berada di Bayah, Banten. Informasi itu disampaikan BMKG lewat Twitter resmi mereka, Jumat (1/4/2022). Gempa berkekuatan magnitudo 5,1. Kejadian gempa di wilayah Banten ini hampir bersamaan dengan peningkatan aktivitas Gunung Anak Krakatau.