REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Trauma berulang kembali dialami warga Gaza, Palestina yang tinggal di Ukraina. Suara bom, suara pesawat, kecemasan, dan ketakutan yang dialami semasa kecil kembali harus dirasakan ketika hal serupa terjadi di Ukraina.
Seorang warga Palestina dari Jalur Gaza, Samar Atia, mengaku telah tinggal di Ukraina selama empat tahun sebelum invasi Rusia. Ia belajar teknik di Ukraina. Dia pindah ke Ukraina karena ingin mencoba hidup merdeka dan tidak lagi dibawah bayang-bayang pendudukan Israel.
"Saya sangat senang dengan hidup saya di sini di Kharkiv. Itu adalah dunia yang jauh dari efek sehari-hari pendudukan Israel, kenyataan yang saya alami sejak kecil. Ketika saya tiba di Ukraina, saya menemukan apa sebenarnya kebebasan itu," ujar Samar, dilansir dari Al Araby, Kamis (31/3/2022).
Sayangnya, kehidupan yang dijanjikan ini tidak bertahan lama. Kehidupan di Ukraina berubah dalam semalam setelah Rusia memulai invasinya.
“Ketakutan masa lalu dari Gaza muncul kembali, tapi jauh dari keluarga rasanya lebih sulit,” kata Samar.
Samar memutuskan satu-satunya pilihannya adalah kembali ke Gaza. Dalam situasi yang tidak menyenangkan, tampaknya untuk saat ini Gaza lebih aman daripada Ukraina.
Tetapi bahkan perjalanannya kembali amat berbahaya. Dalam perjalanan pulang, Samar menghadapi sejumlah situasi genting yang membahayakan keselamatannya.