REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD–Perdana Menteri (PM) Pakistan Imran Khan menyebut Amerika Serikat sedang berupaya untuk menggulingkannya dari kekuasaan. Tuduhan ini disebutnya terkait dengan mosi tidak percaya parlemen terhadapnya pada 3 April.
Dilansir dari The New Arab, Jumat (1/4/2022), Khan membuat pernyataan itu pada Kamis (31/3/2022) dalam pidato televisi 40 menit yang disiarkan secara nasional. Selama pidatonya, Khan mengklaim Pakistan menerima surat dari Amerika Serikat yang dengan cepat dia revisi menjadi "negara asing" yang berusaha mencopotnya dari jabatannya.
“Jika mosi tidak percaya berhasil, kami akan memaafkan Anda. Jika tidak berhasil, dan Imran Khan tetap menjadi perdana menteri, maka Pakistan akan berada dalam situasi yang sulit,” tulis surat tersebut kepada Khan.
Khan mengatakan partai-partai oposisi, yang menuduhnya melakukan pemerintahan yang buruk dan kebijakan ekonomi yang buruk, mengajukan mosi tidak percaya atas perintah Amerika Serikat.
Kemudian, menanggapi klaim Khan, juru bicara Departemen Luar Negeri mengatakan bahwa tuduhan itu tidak benar. "Sama sekali tidak ada kebenaran atas tuduhan itu,"jelasnya.
Partai-partai oposisi Pakistan yang biasanya terpecah telah mengesampingkan perbedaan mereka untuk menggulingkan Khan sebagai perdana menteri negara itu. Meningkatnya inflasi yang diperburuk oleh perang Rusia di Ukraina serta hilangnya dukungan dari militer dan sekutu politik telah menempatkan Khan dalam posisi rentan menjelang pemungutan suara hari Ahad nanti.