REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketika bicara tentang bisnis, sebenarnya tak hanya membahas inovasi produk yang ditawarkan, mencari keuntungan atau mengembalikan modal usaha dari bisnis yang dijalankan. Ada hal lain yang harus jadi pertimbangan adalah keamanan siber atau cyber security.
Cyber security merupakan hal yang wajib diketahui para pelaku usaha dan perusahaan, untuk melindungi data-data penting perusahaan karena menyimpan data penting serta informasi dari pelanggan atau customer.
Namun sayangnya, selama ini banyak orang beranggapan bahwa keamanan data identik dengan industri teknologi. Padahal, semua perusahaan bahkan lini bisnis memanfaatkan saluran daring untuk menyimpan data serta informasi yang dimiliki.
Di setiap data yang tersimpan pun, sangat mungkin berisi informasi sensitif terkait lini bisnis, pelanggan atau klien yang ditangani. Bayangkan jika sampai bocor, tentunya dapat membahayakan operasional bisnismu.
Berdasarkan data dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), diketahui sepanjang Januari sampai Agustus 2020, terdapat hampir 190 juta upaya serangan siber di Indonesia. Angka tersebut naik lebih dari empat kali lipat dibandingkan periode yang sama pada 2019 berjumlah sekitar 39 juta.
Dari hasil monitoring keamanan siber di Indonesia, 2021 terdapat lebih dari 1,6 miliar serangan siber. Dengan kategori anomali terbanyak yaitu Malware, Trojan Activity (Aktivitas Trojan), dan Information Gathering (pengumpulan informasi untuk mencari celah keamanan).
"Ini artinya, selama pandemi serangan siber seperti penipuan digital menjadi jenis kejahatan yang sering terjadi dibandingkan penipuan secara fisik," kata Ketua Umum Perhimpunan Riset Pemasaran Indonesia (Perpi) Rhesa Yogaswara, dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Sabtu (2/4/2022).
Menurut Rhesa, dari sejumlah fakta tersebut, keamanan siber menjadi salah satu cara untuk melindungi jaringan, informasi, komputer, program dan data dari serangan siber (cyber attack). "Bagi para pelaku bisnis, keamanan data menjadi ‘harta’ yang harus dijaga ketat.," ujarnya.
Dia menyarankan, jika kita adalah seorang pelaku bisnis atau pemilik perusahaan, ada baiknya mulai melindungi konsumen dengan cyber security agar usaha kita bisa terus berkelanjutan dan terlindungi dari beragam cyber attack. Idealnya, cyber security menyertakan firewall, anti-virus, anti-spam, wireless security, dan penyaringan konten online.
Contohnya, perusahaan Esensi yang menyediakan jasa untuk keamanan data. Yang menjadi spesialisasi Esensi adalah sebagai ahli dalam managed services dan security service.
Data yang dikeluarkan Perpi menunjukkan, konsumen saat ini semakin familiar dengan digitalisasi aktivitas online-nya. Jasa transportasi termasuk yang paling banyak menggunakan sistem digital, yaitu hingga 77 persen. Lainnya, jasa pesan makanan 78 persen, dan urusan perbankan 68 persen.