Ahad 03 Apr 2022 03:57 WIB

TPID Sumbar: Waspadai Inflasi Saat Ramadhan

Inflasi terjadi karena adanya indikasi kenaikan harga selama Ramadhan.

Red: Friska Yolandha
Pedagang menyiapkan katupek gulai tunjang untuk takjil di Pasar Kuraitaji, Pariaman, Sumatera Barat, Sabtu (17/4/2021). Katupek gulai tunjang adalah ketupat sayur khas Pariaman yang berisi tunjang atau bagian dari kaki sapi/kerbau yang tebal dan kenyal menjadi kuliner favorit untuk berbuka puasa yang dijual mulai Rp20 ribu hingga Rp60 ribu per porsi tergantung ukuran.
Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Pedagang menyiapkan katupek gulai tunjang untuk takjil di Pasar Kuraitaji, Pariaman, Sumatera Barat, Sabtu (17/4/2021). Katupek gulai tunjang adalah ketupat sayur khas Pariaman yang berisi tunjang atau bagian dari kaki sapi/kerbau yang tebal dan kenyal menjadi kuliner favorit untuk berbuka puasa yang dijual mulai Rp20 ribu hingga Rp60 ribu per porsi tergantung ukuran.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sumatera Barat (Sumbar) mengingatkan pemangku kepentingan terkait agar mewaspadai inflasi yang terjadi selama Ramadhan karena terjadi indikasi kenaikan sejumlah komoditas utama jelang bulan puasa.

"Untuk itu TPID Sumbar tetap berupaya menjaga inflasi yang rendah dan terkendali di tengah momentum pemulihan ekonomi," kata Kepala BI perwakilan Sumbar Wahyu Purnama di Padang, Sabtu (2/4/2022).

Baca Juga

Menurut dia, menjelang Ramadhan terdapat indikasi kenaikan harga pada komoditas utama penyumbang inflasi di Sumbar, terutama Bahan Bakar Minyak (BBM), elpiji, serta tarif angkutan udara. Untuk itu dalam rangka memitigasi risiko inflasi selama Ramadhan dan Idul Fitri 1443 Hijriah TPID meningkatkan koordinasi antarkabupaten dan kota untuk mendorong distribusi bahan pangan yang lebih baik.

"Terutama pada komoditas cabai merah yang harganya sangat berfluktuasi," kata dia.