Sabtu 02 Apr 2022 20:38 WIB

Paus Fransiskus Sindir Halus Invasi Rusia ke Ukraina

Paus mengecam invasi Rusia ke Ukraina.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Dwi Murdaningsih
Paus Fransiskus.
Foto: AP Photo/Andrew Medichini
Paus Fransiskus.

REPUBLIKA.CO.ID, VALLETTA -- Paus Fransiskus mengkritik halus kondisi yang terjadi di Ukraina pada Sabtu (2/4/2022). Dia mengatakan seorang penguasa mengobarkan konflik untuk kepentingan nasionalis.

"Sekali lagi, beberapa penguasa, sayangnya terperangkap dalam klaim anakronistik dari kepentingan nasionalis, memprovokasi dan mengobarkan konflik, terutama orang-orang biasa yang merasakan kebutuhan untuk membangun masa depan yang, akan dibagi, atau tidak sama sekali," kata Paus.

Baca Juga

Paus memang tidak secara langsung menunjuk nama sosok yang berada dalam posisi tersebut. Hanya saja Presiden Rusia Vladimir Putin menyerukan invasi yang disebutnya sebagai operasi militer khusus ke Ukraina dan memakan banyak korban jiwa serta kehancuran di berbagai wilayah.

"Dari timur Eropa, dari negeri matahari terbit, bayang-bayang gelap perang kini telah menyebar. Kami mengira bahwa invasi negara lain, pertempuran jalanan yang biadab, dan ancaman atom adalah kenangan suram dari masa lalu yang jauh," kata Paus dalam pidatonya kepada pejabat Malta setelah tiba di negara kepulauan Mediterania untuk kunjungan dua hari.

"Tapi, angin dingin perang, yang hanya membawa kematian, kehancuran dan kebencian, telah menyapu kehidupan banyak orang dan mempengaruhi kita semua," katanya.

Paus Fransiskus yang tertatih-tatih saat berjalan di istana kepresidenan, telah mengecam keras agresi yang tidak dapat dibenarkan. Dia mengecam kekejaman dalam perang tersebut.

"Sekarang di malam perang yang menimpa umat manusia, jangan biarkan mimpi perdamaian memudar!" kata Paus Fransiskus.

Paus Fransiskus pun kembali mengkritik industri persenjataan dan melihat memudarnya antusiasme untuk perdamaian yang muncul setelah Perang Dunia II. Dia mengatakan bahwa benturan kepentingan dan ideologi telah muncul kembali dengan kuat dalam bujukan otokrasi, bentuk-bentuk baru imperialisme, serta agresivitas yang meluas.

Ketika ditanya oleh seorang reporter di pesawat, Paus sedang mempertimbangkan undangan untuk mengunjungi Kiev. "Ya, itu ada di atas meja," ujarnya tidak memberikan rincian rencana tersebut.

Paus Fransiskus diundang oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiuy, Walikota Kiev Vitaliy Klitschko, Uskup Agung Sviatoslav Shevchuk dari Gereja Katolik Ritus Bizantium Ukraina, dan duta besar Ukraina untuk Vatikan Andriy Yurash. Dia pun telah berbicara di telepon dengan Zelenskiyy dan Shevchuk.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement