REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Thomas Tuchel menolak membuat drama dari kekalahan mengejutkan Chelsea oleh Brentford, meskipun mengakui kekalahan 1-4 yang dialami The Blues di Liga Primer Inggris itu karena kurangnya kedewasaan. Vitaly Janelt dua kali membobol gawang Chelsea, ditambah Christian Eriksen yang menorehkan gol pertamanya untuk Brentford pada laga di Stamfird Bridge, London, Sabtu (2/4/2022). Yoane Wissa menutup laga dengan gol pada menit akhir saat tim asuhan Thomas Frank berusaha mengamankan posisi mereka dari jeratan degradasi.
Antoni Ruediger sebetulnya telah membawa Chelsea memimpin lebih dulu pada babak kedua dengan mengirimkan tendangan jarak jauh. Namun the Blues langsung menyerah setelah itu untuk kekalahan terbesar mereka musim ini.
Setelah enam kemenangan beruntun sambil menepis semua pembicaraan pengambilalihan, Chelsea retak dan kehilangan fokus dan disiplin, membuat Tuchel gelisah meskipun tetap tidak panik.
"Setelah begitu banyak kemenangan dan begitu banyak hasil bagus, sekarang saya akan menolak untuk membuat drama dari itu, mengapa kita harus melakukannya?" kata Tuchel dikutip dari Irish Examiner, Ahad (3/4/2022).
Dia mengakui Brentford melakukan banyak hal dalam 10 menit kelengahan yang diberikan oleh Chelsea kepada mereka dengan mencetak tiga gol selama waktu itu. Tuchel juga menyayangkan gol yang dianulir, situasi menekan melawan kiper, dan peluang besar lainnya dari Kai Havertz.
"Kami mendapat hukuman. Mereka memanfaatkan 10 menit ini yang mungkin tidak normal," katanya.
Tuchel mengakui adanya perasaan bahwa itu bukan harinya Chelsea. Jadi kekalahan Chelsea kali ini merupakan campuran dari semua kejadian yang menimpa tim. Ia pun tidak tahu mengapa itu bisa terjadi.
"Kami memberikan peluang besar langsung setelah gol kami, dan kemudian yang berikutnya adalah gol. Dari sana, kami tidak bertahan dengan cukup matang. Kami tidak menyadari bahaya pada saat-saat ini yang juga sangat aneh bagi kami," kata dia.