Ahad 03 Apr 2022 17:12 WIB

Pekan Depan, Warga Bogor Bisa ke Sukabumi Naik Kereta

Perjalanan kereta Bogor ke Sukabumi dilalui lewat jalur ganda.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Indira Rezkisari
Sejumlah kendaraan melintas dibawah pembangunan jalur ganda (double track) kereta api Bogor-Sukabumi di Kelurahan Empang, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (30/12/2021). Progres pembangunan proyek strategis nasional tersebut sudah mencapai 90 persen dan ditargetkan akan diuji coba kelaikan jalur ganda dan beban mulai dari Stasiun Paledang, Bogor, sampai Stasiun Cicurug, Sukabumi, pada Maret 2022.
Foto: Antara/Arif Firmansyah
Sejumlah kendaraan melintas dibawah pembangunan jalur ganda (double track) kereta api Bogor-Sukabumi di Kelurahan Empang, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (30/12/2021). Progres pembangunan proyek strategis nasional tersebut sudah mencapai 90 persen dan ditargetkan akan diuji coba kelaikan jalur ganda dan beban mulai dari Stasiun Paledang, Bogor, sampai Stasiun Cicurug, Sukabumi, pada Maret 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melakukan inspeksi jalur ganda atau double track Bogor-Sukabumi, Ahad (3/4/2022). Setelah inspeksi ini, dipastikan kereta Bogor-Sukabumi bisa beroperasi mulai pekan depan.

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, mengatakan inspeksi ini dilakukan dalam rangka memenuhi perintah Presiden RI, Joko Widodo. Antara lain untuk memastikan konektivitas yang vital di jalur ganda ini.

Baca Juga

“Dan kami minta maaf selama delapan bulan, kereta api tidak beroperasi. Atas inspeksi ini kita bisa pastikan akhir pekan ini, masyarakatnya Pak Wali Kota Bogor sudah bisa jalan-jalan ke Sukabumi,” kata Budi ketika ditemui Republika di Stasiun Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Ahad (3/4/2022).

Budi menjelaskan, perjalanan Bogor ke Sukabumi merupakan perjalanan yang penuh sejarah. Secara ekonomis, jalur ini melayani banyak masyarakat dan barang-barang.

Oleh karenanya Kemenhub melakukan suatu upaya rekayasa konstruksi, yang mengurangi ketinggian dan membuat jalur ganda antara Bogor menuju Cicurug. Dengan waktu tempuh yang lebih cepat dan kapasitas penumpang yang lebih banyak.

“Apa gunanya? Gunanya untuk agar kapasitas daripada kereta itu bertambah. Dari lima, enam, menjadi depalan. Dan kecepatannya meningkat, tadinya lebih dari 100 menit menjadi 80 menit,” sebutnya.

Hal lain, sambung Budi, pihaknya telah berdiskusi dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukabumi terkait kawasan bersejarah di Stasiun Batutulis dan Cicurug. Ke depan, akan ada pengembangan stasiun menjadi lebih menarik dan memiliki konten wisata.

“Sehingga baik masyarakat Jakarta bahkan, Bogor dan Sukabumi bisa menikmati stasiun ini. Dan juga memberikan kesempatan bagi seniman Cicurug,” ucap Budi.

Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, mengaku telah menerima saran dari Menhub untuk segera membuka jalur Bogor-Sukabumi pekan depan. Hal itu pun akan segera disosialisasikannya kepada warga Kota Bogor, meski operasional kereta Bogor-Sukabumi belum berjalan langsung di dua jalur.

Lebih lanjut, Bima Arya pun berterima kasih kepada Kemenhub yang telah membuka jalur Bogor-Sukabumi. Sebab, menurutnya ada dua arti penting di jalur ini.

Pertama, kata dia, Bogor-Sukabumi memiliki hubungan kekerabatan banyak pertalian persaudaraan, keluarga antar Bogor-Sukabumi. Sehingga lalu lintas itu sangat intens.

Kedua dalam arti ekonomi. Bima Arya menyebutkan, banyak usaha dagang kemudian juga pekerjaan perkantoran yang terhubung antara Bogor dan Sukabumi. Sehingga dibukanya Jalur Bogor-Sukabumi disambut baik oleh warga.

“Nah kali ini Pak Menteri mengambil langkah yang saya kira sangat luar baisa. Mengembangkan dimensi yang ketiga, yaitu dimensi wisata dikaitkan dengan heritage atau kesejahteraan,” tuturnya.

Bima Arya menyebutkan, ada titik-titik yang sangat prospektif di Kota Bogor, dan Sukabumi yang coba dirangkai oleh Menhub lewat jalur kereta ini. Misalnya, di Kota Bogor pihaknya tengah mengembangkan destinasi Batutulis.

Pengembangan destinasi itu, kata Bima Arya, terkait dengan wisata kesejarahan yang bisa diintegrasikan dengan konsep penataan stasiun. Dengan penggabungan tiga dimensi tersebut, ia dan warga Kota Bogor pun menyambut baik.

“Tidak hanya Bogor-Sukabumi akan semakin terkoneksi dalam arti sosial, tapi juga dalam arti ekonomi tadi yang ujungnya tentu akan menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD). Baik di Kota Bogor maupun Sukabumi,” pungkasnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement