REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO - Bunga sakura mulai bermekaran memanjakan mata rakyat Jepang. Merayakan puncak musim bunga sakura satu pekan setelah pencabutan pembatasan Covid-19 telah memicu kekhawatiran akan kemungkinan merebaknya kembali virus tersebut.
Pepohonan bermekaran penuh pekan ini di banyak tempat di Jepang. Puncak mekar bunga sakura di Tokyo terjadi pada Ahad (27/3/2022) pekan lalu, menurut Badan Metereologi Jepang.
Ini menarik minat kunjung rakyat Jepang yang sebelumnya selama dua tahun menghindari berpartisipasi dalam tradisi nasional karena pandemi. Namun di banyak daerah, orang-orang di Jepang diminta untuk tidak berkumpul di bawah pohon untuk pesta minum sebagai bagian dari langkah anti-virus yang berkelanjutan.
Seperti diketahui Jepang merayakan cara tradisional dengan berpesta untuk merayakan bermekarannya bunga sakura. Di taman Yoyogi dan Ueno, area dibatasi tali untuk mencegah orang duduk dan berpesta.
Banyak taman memasang tanda larangan pesta dengan alkohol. Di Taman Chidorigafuchi, "hanami" atau tempat melihat bunga sakura yang terkenal di barat laut Istana Kekaisaran, ribuan orang mengagumi bunga-bunga lembut berwarna merah muda pucat sambil berjalan-jalan di bawah deretan pohon atau dari perahu dayung di parit istana.
Cherry blossoms atau "sakura" adalah bunga favorit Jepang dan biasanya mencapai mekar pada puncaknya di akhir Maret hingga awal April. Fase mekarnya buka tepat saat negara tersebut merayakan awal tahun sekolah dan bisnis baru.
Di Shinjuku Gyoen di pusat kota Tokyo, banyak orang termasuk keluarga berpiknik di bawah pohon. Area melihat bunga yang populer di Nakameguro penuh dengan orang-orang yang berjalan di sepanjang sungai yang dipenuhi pohon sakura.
Jepang mencabut semua pembatasan resmi Covid-19 pekan lalu setelah angka kenaikan infeksi melambat. Namun para ahli telah menyuarakan kekhawatiran tentang kebangkitan yang dipicu oleh orang-orang yang berkumpul dan bepergian selama liburan musim semi.