Warga Sleman Diminta Antisipasi Potensi Banjir
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Fakhruddin
Warga Sleman Diminta Antisipasi Potensi Banjir (ilustrasi). | Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Kepala Pelaksana BPBD Sleman, Makwan mengingatkan, cuaca ekstrim ini berpotensi menimbulkan banjir. Penyebabnya curah hujan tinggi tapi pembendungan di hilir, jadi tanggul sungai tidak mampu menampung debit air yang bertambah.
Hal ini kemudian menyebabkan banjir yang menggenangi 60 hektar sawah serta perkampungan warga, seperti yang terjadi di Prambanan beberapa waktu lalu. Awalnya aliran lancar, namun setelah ada rumpun bambu yang ada di tepi sungai.
Kemudian, hujan deras dan rumpun bambu ambruk atau longsor, menutupi aliran sungai yang menimbulkan pembendungan di hilir akibat dari rumpun bambu. Terjadi kenaikan permukaan air di dome yang sudah ada pengaman tanggul atau kanal.
"Harapannya, sudah diantisipasi untuk mitigasinya sebenarnya. Tapi, sekali lagi karena hujan deras dan adanya pembendungan di hilir hampir 60 hektar persawahan dan perkampungan itu tergenang oleh air," kata Makwan, Jumat (1/4/2022).
Selain itu, persoalan pohon tumbang sering pula terjadi di Kabupaten Sleman pada musim pancaroba seperti ini. Pohon yang roboh biasanya mengalami pelapukan di bagian batang, dan tidak jarang pohon tersebut jatuh menimpa jaringan listrik.
Tercatat pada awal tahun ini sebanyak hampir 200 pohon tumbang di Sleman. Maka itu, ia mengingatkan, persoalan pohon tumbang ini terjadi terus-menerus dan dampaknya nanti akan menimpa jaringan listrik, menyebabkan jaringannya mati.
"Seperti yang terjadi kemarin jaringan listrik mati hingga enam jam lebih. Pohon tumbang yang ada di jalan ini biasanya banyak pelapukan didahannya. Catatan kami (BPBD) hampir 200 batang pohon tumbang," ujar Makwan.
Terkait beragam dampak dari cuaca ekstrim, sampai saat ini BPBD terus berusaha menangani. Kasus banjir di daerah Prambanan misalnya, BPBD melakukan evakuasi rumpun bambu di Sungai Sumberharjo dengan menurunkan alat berat membersihkannya.
Terkait kecepatan proses penanganan dampak, BPBD telah menyiapkan skema untuk bantuan bahan bangunan antara lain untuk jalan atau jembatan longsor. Misalnya, di Prambanan, empat titik longsor yang bersifat kecil, namun tetap mengganggu.
BPBD menyiapkan dana Belanja Tidak Terduga (BTT) Rp 47 miliar untuk revitalisasi daerah yang terdampak longsor tersebut. Dana itu disebut masih ada dan belum digunakan karena dampak yang dilihat belum sampai harus menggunakan dana itu. "Kami masih menggunakan dana rutin," kata Makwan.