REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Direktur Utama BUMD DKI Jakarta PT Food Station Tjipinang Jaya, Pamrihadi Wiraryo, mengatakan, wacana pembuatan pabrik minyak goreng dengan BUMD Agro Jabar dan BUMD Jateng masih dalam penjajakan.
Menurutnya, setelah selesai, tahapan berikut dilanjut dengan pengkajian kelayakan investasi tiga BUMD. “Berikutnya akan dilakukan Pengkajian terkait kelayakan investasinya,” kata Pamrihadi kepada Republika, Senin (4/4/2022).
Dia menambahkan, ide pembuatan pabrik pengemasan minyak goreng dengan dua BUMD lainnya masih sebatas diskusi lebih jauh. Namun demikian, kemungkinan, pabrik tersebut akan dibangun di Kendal atau Purwakarta dengan skema kerjasama operasional (KSO).
“Dimana 3 BUMD yaitu Food Station, Agro Jabar dan BUMD Jateng melakukan investasi sekaligus menjadi distributor di regional nya masing-masing,” ucapnya.
Pamrihadi memerinci, setelah nilai pagu rampung diputuskan, stok bahan baku minyak goreng akan disediakan oleh PTPN Holding VIII yang ada di Semangke, Sumatera Utara. Dia juga menyebut, penjajakan dengan PTPN saat ini masih dilakukan secara intensif.
"Investasi masih akan dikaji," jelasnya.
Ditanya wacana pembuatan pabrik migor karena kelangkaan semata, Pamrihadi menampiknya. Menurut dia, pembuatan pabrik minyak goreng didasari potensi minyak goreng di masing-masing daerah.
“Dan itu juga memungkinkan para BUMD berperan dalam kestabilan harga dan ketersediaan,” jelasnya.
Lanjut dia, keuntungan ke depannya hanya akan lewat sedikit pada tiga BUMD dari tiga provinsi itu. Sebab, tujuan ketersediaan pasokan dan kestabilan harga di masa mendatang, dinilainya menjadi yang paling utama.
“Terlebih, potensi pasar minyak goreng di masing-masing daerah tinggi,” tutupnya.