REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria meminta para penumpang yang buka puasa saat dalam perjalanan di moda transportasi umum di antaranya MRT dan KRL untuk tetap menjaga protokol kesehatan (prokes). Ia meminta penumpang untuk memperhatikan kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan ketika membatalkan puasa saat tiba waktu berbuka puasa.
"Bagi yang buka puasa sudah diperbolehkan saat di atas KRL atau MRT, namun tetap dijaga kebersihan dan prokes," kata Riza di Balai Kota Jakarta, Senin (4/4/2022).
Sebelumnya, manajemen MRT Jakarta melalui akun Instagram @mrtjkt mengizinkan para penumpang untuk buka puasa di fasilitas moda transportasi itu dengan hanya buah kurma dan air mineral.
MRT Jakarta mengunggah aturan membatalkan puasa yakni dengan tidak memperbolehkan makanan dan minuman tertentu di antaranya teh, kopi, sirup, soda, atau minuman selain air mineral.
Kemudian makanan kecil atau sejenisnya, nasi serta lauk pauk dan makanan siap saji.Ketentuan buka puasa di MRT Jakarta itu hanya boleh dilakukan saat waktu buka puasa tiba, waktu maksimum 10 menit sejak adzan maghrib.
Masker dapat dibuka sementara waktu saat berbuka dan digunakan kembali setelah selesai makan dan minum.Selain di MRT, penumpang Kereta Rel Listrik (KRL) juga diperbolehkan berbuka puasa di dalam gerbong saat dalam perjalanan ketika tiba waktu berbuka puasa.VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba dalam keterangan tertulis Minggu (3/4) menjelaskan KAI Commuter juga memperbolehkan para pengguna untuk membatalkan puasanya hingga satu jam setelah waktu berbuka puasa saat berada di dalam perjalanan KRL.
KAI Commuter mengajak para pengguna saat berbuka puasa tetap disiplin menjaga protokol kesehatan serta menjaga kebersihan dan kenyamanan dengan tidak membuang sampah sembarangan."Gunakan kembali masker dengan benar setelah selesai berbuka puasa. Kami imbau saat membatalkan puasa dengan minuman dan makanan ringan secukupnya," ucapnya.