Senin 04 Apr 2022 13:29 WIB

Sekjen PBB Mengaku Sangat Terkejut Melihat Gambar Pembantaian di Bucha, Ukraina

Rusia membantah membunuh warga sipil, dan menilai foto di Bucha sebagai provokasi.

Red: Teguh Firmansyah
Sebuah kuburan massal di Bucha, di pinggiran Kyiv, Ukraina, Ahad, 3 April 2022. Pasukan Ukraina menemukan mayat-mayat brutal dan kehancuran yang meluas di pinggiran Kyiv, memicu seruan baru untuk penyelidikan kejahatan perang dan sanksi terhadap Rusia.
Foto: AP/Rodrigo Abd
Sebuah kuburan massal di Bucha, di pinggiran Kyiv, Ukraina, Ahad, 3 April 2022. Pasukan Ukraina menemukan mayat-mayat brutal dan kehancuran yang meluas di pinggiran Kyiv, memicu seruan baru untuk penyelidikan kejahatan perang dan sanksi terhadap Rusia.

REPUBLIKA.CO.ID, KYIV -- Sekjen PBB Antoio Gutteres mengaku sangat terkejut dengan foto kematian ratusan warga sipil di Kota Bucha, Ukraina. Ia meminta adanya investigasi secara independen atas tragedi tersebut.

"Saya terkejut dengan gambar warga sipil terbunuh di Bucha, Ukraina," ujar Gutteres dalam pernyatannya seperti dilansir Aljazirah, Senin (4/4/2022).

Baca Juga

Sebelumnya saksi dan pejabat pemerintah Ukraina mengatakan, pasukan Rusia membunuh ratusan warga sipil ketika mereka menarik diri dari kota di dekat Kyiv.  Otoritas Kyiv mengatakan ada setidaknya 410 jasad warga sipil yang ditemukan.

Wartawan Reuters yang mengunjungi Bucha pada Sabtu melihat mayat-mayat tergeletak di jalan-jalan kota itu, yang berjarak 37 km dari ibu kota Kiev. Sebuah kuburan massal di sebuah gereja masih terbuka, tangan dan kaki korban terlihat menyembul dari tanah liat merah yang ditumpuk di atasnya.

Rusia membantah telah membunuh warga sipil. Juru bicara Rusia Maria Zakharova mengatakan, Kyiv berupaya mengganggu upaya perdamaian melalui provokasi di Bucha. Moskow meminta Dewan Keamanan PBB untuk bertemu guna mendiskusikan masalah ini.

"Federasi Rusia telah meminta pertemuan Dewan Keamanan PBB terkait dengan provokasi berita militer Ukraina di Bucha," kata Zakharova dalam akun Telegram.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement