Senin 04 Apr 2022 14:10 WIB

China Laporkan Kasus Harian Covid-19 Tertinggi Sejak Februari 2020

China melaporkan total 13.287 kasus harian Covid-19 baru pada Ahad.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
Petugas kesehatan memasukkan sampel uji COVID-19 ke dalam tas di lokasi pengujian yang disiapkan di luar Drum Tower, Rabu, 23 Maret 2022, di Beijing, China. China melaporkan total 13.287 kasus harian Covid-19 baru pada Ahad (3/4/2022) waktu setempat.
Foto: AP/Andy Wong
Petugas kesehatan memasukkan sampel uji COVID-19 ke dalam tas di lokasi pengujian yang disiapkan di luar Drum Tower, Rabu, 23 Maret 2022, di Beijing, China. China melaporkan total 13.287 kasus harian Covid-19 baru pada Ahad (3/4/2022) waktu setempat.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China melaporkan total 13.287 kasus harian Covid-19 baru pada Ahad (3/4/2022) waktu setempat. Angka ini merupakan rekor tertinggi yang tercatat sejak Februari 2020.

Sehari sebelumnya, China melaporkan 1.506 kasus Covid-19 yang dikonfirmasi. Namun jumlah kasus baru tanpa gejala, yang tidak diklasifikasikan China sebagai kasus yang dikonfirmasi melonjak menjadi 11.781 pada Sabtu dibandingkan 7.869 sehari sebelumnya.

Baca Juga

Dari kasus baru yang dikonfirmasi, Ahad, sejumlah 1.455 ditransmisikan secara lokal. Sementara 956 terdeteksi dari Jilin dan 438 dari Shanghai. Shanghai, rumah dari 25 juta orang, akan melakukan pengujian antigen seluruh kota pada Ahad pengujian asam nukleat massal pada Senin.

"Tugas utamanya adalah untuk sepenuhnya menghilangkan titik risiko dan memutus rantai penularan sehingga kami dapat menghentikan penyebaran epidemi sesegera mungkin," kata Inspektur dari Komisi Kesehatan Kota Shanghai, Wu Qianyu seperti dikutip laman Channel News Asia, Senin (4/4/2022).

Wakil Perdana Menteri China Sun Chunlan pada Sabtu juga mendesak kota Shanghai untuk membuat langkah tegas dan cepat untuk mengekang pandemi. Cina mengirimkan ribuan pekerja kesehatan dan personel militer ke Shanghai untuk membantu tes massal Covid-19 di kota yang dihuni 26 juta jiwa tersebut pada Senin. Tes ini merupakan salah satu respon kesehatan publik terbesar China.

Presiden China Xi Jinping tetap meminta negara itu menahan puncak wabah secepat mungkin. Sambil mempertahankan kebijakan "dinamis-bersih."

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement