Senin 04 Apr 2022 14:17 WIB

Jubir Rusia: Cerita Pembantaian Bucha Skenario dari AS

Zakharova menilai AS dan NATO ingin menyudutkan Rusia.

Seorang wanita menunjuk ke kuburan darurat seorang pria yang dibunuh oleh pasukan Rusia, menurut penduduk, dan dikuburkan di luar gedung apartemen karena orang-orang tidak dapat membawanya ke pemakaman di Bucha, Ukraina, Ahad, 3 April 2022.
Foto: AP/Vadim Ghirda
Seorang wanita menunjuk ke kuburan darurat seorang pria yang dibunuh oleh pasukan Rusia, menurut penduduk, dan dikuburkan di luar gedung apartemen karena orang-orang tidak dapat membawanya ke pemakaman di Bucha, Ukraina, Ahad, 3 April 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia telah membantah terlibat dalam pembantaian di Bucha. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan, gambar kematian yang viral di Bucha merupakan 'perintah' dari AS untuk menyalahkan Rusia.

"Siapa master provokasi ini? Tentu saja Amerika Serikat dan NATO," ujar Zakharova dalam sebuah wawancara di televisi negara, Senin (4/4/2022).

Baca Juga

Menurut Zakharova, cerita pembantaian di Bucha dengan menggambarkan tragedi kematian sudah direncanakan. Tujuan akhirnya yakni untuk menjatuhkan reputasi Rusia.  "Dalam kasus ini, bagi saya, fakta bahwa pernyataan ini (tentang Rusia) sudah dibuat sejak menit awal ketika gambar itu diunggah, dan sudah tidak diragukan lagi siapa yang membuat cerita tersebut," ujarnya.

Sekjen PBB Antoio Gutteres mengaku sangat terkejut dengan foto kematian ratusan warga sipil di Kota Bucha, Ukraina. Ia meminta adanya investigasi secara independen atas tragedi tersebut.

"Saya terkejut dengan gambar warga sipil terbunuh di Bucha, Ukraina," ujar Gutteres dalam pernyatannya seperti dilansir Aljazirah, Senin (4/4/2022).

Sebelumnya saksi dan pejabat pemerintah Ukraina mengatakan, pasukan Rusia membunuh ratusan warga sipil ketika mereka menarik diri dari kota di dekat Kyiv.  Otoritas Kyiv mengatakan ada setidaknya 410 jasad warga sipil yang ditemukan.

Wartawan Reuters yang mengunjungi Bucha pada Sabtu melihat mayat-mayat tergeletak di jalan-jalan kota itu, yang berjarak 37 km dari ibu kota Kiev. Sebuah kuburan massal di sebuah gereja masih terbuka, tangan dan kaki korban terlihat menyembul dari tanah liat merah yang ditumpuk di atasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement