REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kepala negosiator Rusia Vladimir Medinsky mengatakan, setelah menjalin beberapa putaran pembicaraan, Ukraina semakin realistis dalam isu-isu yang terkait dengan status netral dan nonnuklir. Kendati demikian, dia menyebut, sejauh ini, draf perjanjian belum matang untuk dipresentasikan pertemuan antara pemimpin kedua negara.
“Pihak Ukraina menjadi lebih realistis dalam mendekati isu-isu yang berkaitan dengan status netral dan nonnuklir Ukraina, tapi rancangan perjanjian belum siap dipresentasikan pada pertemuan tingkat atas,” kata Medinsky pada Ahad (3/4/2022), dilaporkan laman kantor berita Rusia, TASS.
Dia pun menegaskan bahwa posisi Rusia di Krimea dan Donbas tidak berubah. Berbeda dengan Medinsky, sebelumnya negosiator-negosiator Ukraina mengungkapkan bahwa pembicaraan damai yang sudah terjalin beberapa putaran cukup berkembang. Mereka menilai, presiden kedua negara sudah dimungkinkan untuk melakukan konsultasi atau dialog langsung.
"Tugas kami adalah untuk mempersiapkan tahap akhir, bukan dari dokumen itu sendiri, tetapi dari isu-isu yang kami sentuh, dan untuk mempersiapkan pertemuan presiden di masa depan," kata negosiator Ukraina David Arakhamia pada Sabtu (2/4/2022), dilaporkan kantor berita Interfax-Ukraina.
Arakhamia juga mengatakan, Rusia telah secara resmi menanggapi semua masalah, menerima posisi Ukraina, dengan pengecualian masalah Krimea. Menurut dia, nantinya Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky akan bertemu di Turki.
Ia mengungkapkan, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah berbicara dengan Rusia dan Ukraina. Arakhmia menyebut, Erdogan tampaknya menegaskan kesiapan Turki untuk mengatur pertemuan Putin dan Zelensky dalam waktu dekat. "Baik tanggal maupun tempatnya tidak diketahui, tetapi kami percaya bahwa tempat dengan tingkat probabilitas tinggi adalah Istanbul atau Ankara," ucapnya.