REPUBLIKA.CO.ID. ISTANBUL -- Ulama Muslim menyerukan negara-negara Islam untuk menjangkau orang-orang yang membutuhkan, terutama di zona perang dan konflik selama bulan suci Ramadhan.
Ali al-Qardaghi, sekretaris jenderal Persatuan Cendekiawan Muslim Internasional yang berbasis di Qatar, mengatakan bantuan harus segera dikirim, terutama ke zona konflik seperti Suriah, Yaman, dan Ukraina.
Al-Qaradhaghi mengatakan Ramadhan sangat penting bagi umat Islam untuk menjangkau orang-orang yang membutuhkan tanpa diskriminasi.
Ada arus migrasi akibat konflik di Yaman, Suriah, dan Afghanistan, kata dia, seraya mengatakan dunia menghadapi gelombang migrasi baru setelah perang Rusia di Ukraina.
“Ribuan orang telah menjadi pengungsi dari Ukraina. Orang-orang ini seperti yang di Suriah, Afghanistan, dan Yaman. Mereka melarikan diri dari kematian. Tidak ada yang rela meninggalkan negara atau rumah mereka,” tutur dia, seraya menambahkan bahwa mereka berjuang untuk bertahan hidup dalam perjalanan menuju migrasi.
Mengkritik kebijakan negara-negara Eropa terhadap imigran, al-Qaradhaghi menjelaskan bahwa pengungsi Muslim di negara-negara Barat dihadapkan pada praktik rasis dan diskriminatif.
Dia mengatakan Turki mendukung kaum tertindas di seluruh dunia tanpa mendiskriminasi orang Mesir, Afghanistan, Suriah, Afrika, dan Ukraina, tidak seperti kebijakan munafik Barat.
Turki telah menunjukkan kemurahan hatinya dengan membuka pintunya bagi jutaan pengungsi, imbuh dia.
Abderrazak Guessoum, ketua Asosiasi Ulama Muslim Aljazair, mengatakan mereka menentang semua jenis perang yang menyebabkan kehancuran, rasa sakit, dan kebencian, yang menyebabkan ribuan anak menjadi yatim piatu.
“Anda tahu, dalam beberapa hari terakhir, jutaan orang Ukraina harus bermigrasi karena perang. Ini bukan hanya masalah dunia Islam tetapi seluruh dunia. Untuk membangun perdamaian dunia, sangat penting untuk mengakhiri perang ini,” tambah Guessoum.