Senin 04 Apr 2022 17:07 WIB

Epidemiologi Jelaskan Varian Baru Covid-19 XE

Kemampuan infeksi XE 10 persen lebih cepat dibandingkan omicron BA.2.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Indira Rezkisari
Ilustrasi virus corona.
Foto: Pixabay
Ilustrasi virus corona.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan, varian baru atau potensi varian baru hasil mutasi rekombinan omicron atau kombinasi BA.1 dan BA.2 yang disebut varian omicron XE berasal dari struktur protein omicron. Yang harus diwaspadai, XE menyebar hingga 10 persen lebih cepat dibandingkan subvarian omicron BA.2.

"Yang membuat kita harus waspada adalah berdasarkan informasi yang dirilis Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO) bahwa penyebaran maupun kemampuan infeksi XE 10 persen lebih cepat dibandingkan omicron BA.2," ujarnya, saat dihubungi Republika, Senin (4/4/2022).

Baca Juga

Padahal, ia mengingatkan, subvarian BA.2 telah menyebabkan perburukan yang serius di China, Taiwan, Hong Kong dan jumlah kematian relatif tinggi, terutama pada kelompok masyarakat yang belum mendapatkan vaksin Covid-19 penguat (booster) atau yang mengalami penurunan imunitas tubuh setelah dosis kedua. Kemudian, dia melanjutkan, penyebaran XE 10 persen lebih cepat dari BA.2. Sementara, BA.2 jika dibandingkan varian omicron awal BA.1 sudah 40 persen lebih cepat. Sedangkan omicron BA.2 menyebar empat kali lebih cepat dibandingkan varian Covid-19 lainnya delta.

"Ini membuktikan di tengah euforia dunia terhadap Covid-19 ini mengingatkan kita kembali bahwa kita tidak bisa abai, tak bisa longgar yang tidak terkendali," ujarnya.

Lebih lanjut Dicky meminta pemerintah terus memantau perkembangan XE. Ia mengingatkan, XE muncul di Inggris dan terdeteksi 19 Januari karena Inggris memiliki kemampuan surveilans genomik terbaik, sementara Asia yang mampu mendeteksi China, Jepang, Korea Selatan ataupun Singapura.

"Untuk negara yang terbatas surveilans genomiknya seperti Indonesia maka kita harus waspada untuk melihat perkembangan global," ujarnya.

Ia mengingatkan, omicron bukanlah varian terakhir termasuk gelombang ketiga omicron. Ada potensi varian baru dan gelombang baru lonjakan kasus.  Oleh karena itu, ia meminta harus ada upaya mitigasi menjaga seperti levelling pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), hingga upaya surveilans, termasuk upaya 3T yang tidak boleh menurun.  

Selain itu, Dicky meminta pemerintah kejar cakupan vaksinasi Covid-19 dua dosis dan booster. Sementara itu, ia juga meminta masyarakat tetap melakukan protokol kesehatan 5M. Upaya-upaya ini harus dilakukan semaksimal mungkin.

"Lakukan tidak hanya saat mudik melainkan juga terus terapkan hingga status pandemi dicabut. Kita harus konsisten dengan kriteria dan indikator yang dimiliki untuk jadi patokan kapan dilakukan pelonggaran, kapan pengetatan dilakukan," katanya.

Sebelumnya, WHO menyebutkan varian Covid-19 baru telah ditemukan di Inggris. Mutan baru, yang disebut XE, mungkin lebih menular daripada jenis Covid-19 apa pun, kata badan kesehatan itu.

XE adalah "rekombinan" yang merupakan mutasi strain BA.1 dan BA.2 Omicron. Mutasi rekombinan muncul ketika seorang pasien terinfeksi oleh beberapa varian Covid-19. Varian tersebut mencampur materi genetik mereka selama replikasi dan membentuk mutasi baru, kata para ahli Inggris dalam sebuah makalah yang diterbitkan di British Medical Journal.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement