REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Teknologi yang berkembang seiring berjalannya waktu tanpa disadari membawa beragam dampak pada kehidupan. Dampak tersebut tidak hanya positif tetapi juga negatif.
Misalnya, gaya hidup yang semakin bergantung pada layanan daring. Ini membuat masyarakat banyak menggunakan gawai, termasuk anak-anak.
Para ahli khawatir itu akan mengarah pada bentuk kecanduan digital. Studi baru menemukan penggunaan media pada anak-anak telah tumbuh lebih banyak dalam dua tahun terakhir daripada dalam empat tahun sebelumnya. Anggota parlemen di seluruh negeri mengusulkan undang-undang baru untuk menindak platform media sosial karena algoritma adiktif yang membuat anak-anak ketagihan.
“Konsekuensi negatif dari akses daring yang tidak terkendali dapat berdampak pada masalah di sekolah hingga tantangan kesehatan fisik dan mental,” kata psikoterapis Laurie Singer.
Terlalu banyak menghabiskan waktu di layar
Berdasarkan survei yang diterbitkan oleh organisasi riset nirlaba Common Sense Media, penggunaan gawai secara keseluruhan di kalangan anak-anak meningkat 17 persen dari 2019 hingga 2021. Jumlah tersebut tumbuh lebih cepat daripada empat tahun sebelumnya.
Penggunaan layar harian rata-rata meningkat di kalangan anak-anak yang berusia 8 hingga 12 tahun menjadi lima jam dan 33 menit dari empat jam dan 44 menit. Sementara untuk mereka yang berusia 13 hingga 18 tahun menjadi delapan jam dan 39 menit dari tujuh jam dan 22 menit.
Pakar parenting Mo Mulla mengungkapkan alasan anak-anak menghabiskan banyak waktu di depan layar. Dalam sebuah wawancara, ia mengatakan putrinya telah kecanduan digital.
“Ini terjadi karena dunia modern. Dalam beberapa kasus, memiliki smartphone membantu pekerjaan kita tetapi jika digunakan secara berlebihan itu akan membuat ketagihan,” kata Mulla, dilansir DigitalTrends, Senin (4/4/2022).