REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Perkembangan kondisi penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia sudah jauh membaik sehingga pemerintah memutuskan untuk melakukan pelonggaran sejumlah aktivitas masyarakat dan bersiap untuk masa transisi dari pandemi ke endemi. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menekankan kesiapan masyarakat menjadi faktor penting dalam masa transisi tersebut.
"Kita berharap bahwa dengan adanya perbaikan kondisi COVID-19 ini masyarakat makin menyadari bahwa tanggung jawab kesehatan terhadap pandemi ini ada di tangan kita masing-masing. Selama masyarakat semakin siap, menyadari apa yang harus dilakukan menghadapi pandemi ini, itu akan menunjukkan bahwa kita siap untuk bertransisi dari pandemi menjadi endemi nantinya,” ujarnya di Jakarta, Senin (4/4).
Mantan Wakil Menteri BUMN itu juga meminta masyarakat untuk segera melakukan vaksinasi baik dosis primer maupun dosis lanjutan atau booster. Karena tingkat vaksinasi merupakan salah satu faktor penting dalam upaya transisi dari pandemi ke endemi.
Ihwal diperbolehkannya mudik Lebaran tahun ini, Budi kembali mengingatkan bahwa hanya pelaku perjalanan domestik yang sudah memperoleh dosis booster yang tidak dipersyaratkan untuk melakukan tes COVID-19. Sementara yang belum mendapatkan booster diwajibkan menyertakan hasil tes PCR maupun antigen
\"Jangan lupa bahwa yang belum vaksin atau vaksin baru sekali tetap harus tes PCR, yang sudah vaksin dua kali masih perlu tes antigen, dan yang sudah vaksin booster lengkap tidak perlu tes apa-apa,” tegasnya.
Sebagaimana telah diumumkan Presiden Jokowi beberapa waktu lalu, seiring dengan membaiknya situasi pandemi pemerintah memutuskan untuk melakukan pelonggaran kebijakan terhadap pelaku perjalanan luar negeri serta membolehkan pelaksanaan ibadah salat tarawih berjemaah di masjid dan mudik Lebaran. Budi pun menekankan bahwa pemerintah tetap mengedepankan kehati-kehatian dalam menghadapi situasi pandemi saat ini.
Ia pun memastikan pihaknya akan selalu memonitor varian baru yang ada. Termasuk subvarian Omicron BA.2 yang memicu lonjakan kasus di Eropa dan juga di Cina.
“Varian ini juga sudah masuk di Indonesia dan sudah menjadi varian yang dominan di Indonesia. Beruntung dengan kondisi imunitas masyarakat Indonesia yang cukup tinggi sehingga varian baru ini tidak menyebabkan adanya lonjakan kasus di Indonesia,” ucap Budi.