Selasa 05 Apr 2022 01:10 WIB

Bulan Ramadhan, Bekasi Diserbu Gelandangan dan Pengemis Musiman

Pengemis dan gelandangan itu memanfaatkan sedekah umat Islam di Bulan Ramadhan.

Rep: mgrol140/ Red: Karta Raharja Ucu
Bekasi diserbu gelandangan dan pengemis (gepeng) selama Ramadhan.
Foto: Republika/Adhi.W
Bekasi diserbu gelandangan dan pengemis (gepeng) selama Ramadhan.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Bulan Ramadhan menjadi waktu yang tepat untuk para pengemis mendulang uang. Sebab, di bulan ini kaum Muslimin akan lebih ringan tangan memberikan sedekah. Sayangnya, tidak semua pengemis itu memang tidak mampu karena tidak sedikit yang menjadikan mengemis sebagai profesi.

Kepala Bidang Rehabilitasi Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bekasi Epih Hanafi mengatakan, gelandangan dan pengamen (gepeng) memang lebih banyak jumlahnya ketika Ramadhan. Bahkan tidak jarang mereka datang dari luar daerah.

“Ramadhan ini kan biasanya orang banyak yang sedekah, banyak yang infaq, banyak bagi-bagi segala macem. Nah makanya biasanya mereka yang dari daerah itu pada berdatangan untuk memanfaatkannya,” ujar Epih saat ditemui Republika.co.id, Senin (4/4/2022).

Modus yang digunakan para Gepeng mendulang rupiah bermacam-macam. Namun menurut Epih yang paling sering digunakan adalah membawa anak-anak untuk mengemis. Pengemis model seperti ini menurut Epih sering ditemukan di sejumlah lokasi di Bekasi, seperti di Pasar Baru Bekasi.

“Saya ngeliat di sebelum pasar baru mereka satu keluarga ada yang bawa anak istrinya. Biasanya anak-anaknya taruh di lampu merah untuk ngemis, istrinya taruh sana jual tisu, suaminya ngeliatin. Biasanya satu paket itu,” ujarnya.

Para Gepeng biasanya tidak memiliki tempat tinggal, dan mereka akan terlihat di pinggir jalan yang ramai, perhentian lampu merah. Menurut Epih, para Gepeng di Kota Bekasi itu datang dari luar daerah, seperti Cirebon dan Indamayu.

Kalo di data mah mas, paling orang Bekasi cuma 2-3 orang aja kali,” ucap Epih.

Epih mengungkapkan pada 2021 Dinsos Kota Bekasi melakukan 26 kali razia dan menangkap 200 Gepeng. Ratusan Gepeng itu sudah diamankan ke balai rehabilitasi. Di Ramadhan tahun ini, Dinsos Kota Bekasi melakukan razia sepekan sekali. Para Gepeng yang ditangkap akan dilakukan pendataan.

“Mereka yang tertangkap kita catat identitasnya kemudian dari assessment itu kita lakukan pembinaan,” kata dia.

Mereka yang tertangkap wajib membuat perjanjian agar tidak mengemis lagi. Jika melanggar mereka akan dijatuhi sanksi.

Gepeng yang dari luar kota akan dipulangkan, sementara yang berasal dari Kota Bekasi akan diberikan pembinaan dan pelatihan. "Kita akan melihat, apa yang mereka perlukan. Kalau dia gak punya kampung, gak punya tempat tinggal nanti kita pikirkan tempat rehabilitasinya di mana,” ujar Epih.

Epih menjelaskan, tempat rehabilitasi tersebut akan mengungkapkan penyebab mereka mengemis. "Tidak selamanya Gepeng ini orang susah, ada yang di kampungnya punya kendaraan, rumah dan memang tujuan ke sini sebagai alat pencahariannya dia,” kata Epih yang berharap Bekasi bebas dari Gepeng.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement