Salah satu tujuan investasi adalah memperoleh keuntungan. Agar tujuan tercapai, dibutuhkan analisis yang tepat, kemampuan psikologis yang baik, dan ketersediaan uang dingin.
Pernah mendengar uang dingin sebelumnya? Untuk mengetahui lebih jelasnya, simak penjelasan berikut agar kamu tidak salah mengalokasikan uang dingin.
Baca Juga: Mau Menambah Modal Investasi di Bulan Ramadan, Dari Mana Duitnya?
Pengertian Uang Dingin?
Uang Dingin Investasi
“Gunakanlah uang dingin saat berinvestasi”, kalimat ini sering kamu dengar dari pakar keuangan maupun investasi. Uang dingin adalah uang yang menganggur, tidak kamu gunakan dalam waktu dekat untuk memenuhi kebutuhan.
Kamu bisa menyebut uang dingin sebagai sisa gaji di luar kebutuhan. Uang yang sejatinya tidak membuatmu takut kalau seandainya kamu mengalami kerugian saat berinvestasi. Sebab, semua kebutuhan utama sudah terpenuhi di awal.
Memakai uang dingin sangat disarankan untuk menghadapi kondisi pasar yang tidak menentu, sehingga kamu dapat berinvestasi dengan tenang, termasuk investasi saham.
Baca Juga: 5 Perasaan yang Mempengaruhi Seseorang Sulit Mengontrol Keuangan
Asumsi yang Salah tentang Uang Dingin
Uang Dingin untuk Investasi
Sayangnya, penggunaan uang dingin kerap kali disalahartikan sehingga hasilnya menjadi kurang maksimal. Seperti apa contohnya?
1. Pakai uang dingin sesuka hati
Meski uang dingin, pemakaiannya tidak boleh sesuka hati. Misalnya, untuk membeli saham emiten A, B, dan C tanpa analisis dan pertimbangan yang matang. Alih-alih ingin cuan, yang ada malah boncos.
Namanya investasi, tetap harus dibarengi dengan analisis, seperti membaca laporan keuangan, mengamati tren grafiknya, serta mempertimbangkan kondisi perekonomian. Jadi, kamu bisa beli saham murah, bagus, dan cuan dalam jangka panjang dari uang dingin.
2. Tidak masalah rugi besar asal pakai uang dingin
Tidak ada satu orang pun yang ingin uangnya “jalan di tempat”, apalagi sampai rugi. Sebanyak apapun uangnya. Hal yang wajar kalau jasa kelola investasi semakin banyak karena memang setiap orang ingin cuan.
Rugi sedikit tentu bukan persoalan, namanya juga risiko investasi. Tapi, jangan biarkan kerugian tersebut bertambah besar meskipun uangnya dingin.
Untuk meminimalisir kerugian investasi, lakukan diversifikasi portofolio. Misalnya dengan menginvestasikan 50% uang dingin ke saham, 20% ke cryptocurrency, 30% sisanya ke deposito.
3. Analisis investasi bukan hal penting
Siapa bilang? Keputusan investasi harus didasarkan pada analisis agar uang dingin tidak salah dialokasikan. Prinsipnya, untung sedikit jauh lebih baik daripada sama sekali tidak untung.
Tidak perlu melakukan analisis mendalam, apalagi kalau kamu baru memulai investasinya. Cukup ketahui basic sebelum membuat keputusan.
Misalnya dalam saham, kamu lihat fluktuasi harga dalam 3-6 bulan terakhir dan lihat laporan keuangan emiten. Dari hal-hal basic, kamu sudah bisa menikmati keuntungan investasi. Dari sini, kamu akan semakin tertantang untuk mempelajari teknik analisis yang mendalam demi memperbesar cuan.
4. Kuncinya sabar
Kalimat “sabarlah saat berinvestasi” memang betul, tapi sabar menunggu investasi naik rasanya kurang tepat saat harganya turun. Justru saat harga turun, kamu perlu memaksimalkan penggunaan uang dingin untuk membeli saham yang tepat.
Dengan menambah pembelian, maka rata-rata harga beli saham semakin rendah. Ini akan menambah porsi keuntungan saat harganya naik.
Selain itu, tentukan batas kesabaran sebelum mengambil keputusan cut loss. Artinya, berapa persentase kerugian yang siap ditanggung. Jika persentasenya melebihi ambang batas, maka bersabar tidak lagi diperlukan.
Baca Juga: Masalah Keuangan Keluarga yang Paling Sering Terjadi, Apa Saja?
Tips Mengumpulkan Uang Dingin
Tips mengumpulkan uang dingin investasi
1. Buat anggaran bulanan secara detail
Agar porsi uang dingin bertambah, buat anggaran bulanan yang selama ini diabaikan. Mulai dari anggaran yang sifatnya wajib.
Sedangkan yang tidak wajib dapat diabaikan atau ditunda untuk sementara waktu. Sebab, tidak dipenuhi sekalipun sebenarnya tidak masalah.
Anggaran yang kurang wajib dapat dialokasikan untuk menambah porsi uang dingin. Abaikan jumlahnya. Ingat pribahasa mengatakan, sedikit demi sedikit, lama-kelamaan menjadi bukit.
2. Hindari utang
Penting untuk menjadikan dana darurat sebagai anggaran wajib setiap bulan. Sesuai fungsinya, dana ini dapat digunakan untuk membiayai kejadian yang sifatnya mendesak. Jadi, kamu tidak perlu berutang.
Berutang hanya mengurangi alokasi uang dingin karena adanya biaya bunga yang wajib dibayarkan setiap bulan. Selagi masih bisa, hindari utang untuk mencapai kemerdekaan finansial juga.
3. Fokus menyisihkan uang yang menganggur
Buat alokasi uang menganggur secara terperinci di awal. Jika seandainya kamu cuma bisa menyisihkan Rp 300 ribu per bulan, tidak perlu dipaksa menjadi Rp 500 ribu.
Asal fokus dan disiplin, porsi uang menganggur lama-kelamaan pasti banyak juga. Selanjutnya, gunakan uang tersebut untuk trading pada waktu yang tepat. Dengan demikian, kamu bisa menikmati hasil dari kedisiplinanmu.
Gunakan Aplikasi Investasi yang Aman
Jika kamu berencana ingin investasi secara online, pastikan platform tersebut menyediakan aplikasi trading yang aman untuk memudahkanmu sewaktu investasi. Pelajari juga jenis investasinya demi meminimalisir kerugian yang dapat terjadi kapan saja.
Baca Juga: 5 Sumber Modal untuk Menjalankan Bisnis di Bulan Ramadhan