Selasa 05 Apr 2022 04:17 WIB

Cerita Putri Tanjung Hanya Untung Rp15 Ribu Saat Pertama Kali Berbisnis

Putri Tanjung merupakan anak dari konglomerat Chairul Tanjung

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Putri Tanjung (kanan) memberikan motivasi pada kegiatan pemuda beberapa waktu lalu.
Foto: Antara/Olha Mulalinda
Putri Tanjung (kanan) memberikan motivasi pada kegiatan pemuda beberapa waktu lalu.

Pengusaha muda, Putri Tanjung yang merupakan anak dari konglomerat Chairul Tanjung curhat dalam kanal YouTube Podacast Ruang Sandi bersama Sandiaga Salahuddin Uno.

Putri menceritakan tujuan awalnya berbisnis bukanlah murni untuk bisnis, tetapi berasal dari tekanan orang-orang yang memiliki ekspektasi tinggi terhadapnya. Putri mengakui ia sangat bersyukur lahir dari seorang ayah pengusaha hebat.

Namun, ekspektasi tinggi orang-orang cukup membuatnya tertekan hingga ia eksplore hal-hal yang sekiranya bisa atau bahkan jago untuk ia lakukan.

Baca Juga: Putri Tanjung: Iya Gue Anak Seorang Pengusaha tapi Gue Juga Punya Hak yang Sama untuk Berkarya

Hingga akhirnya pada usia 15 tahun, Putri pun jatuh cinta saat ditugaskan membuat event sekolah. Setelah itu, ia pun membuat party planner kecil-kecilan mengurus ulang tahun teman-teman sekolahnya.

Saat baru pertama kali memulai, Putri hanya mengantongi untung Rp15 ribu. Namun, angka Rp15 ribu itu justru menjadi angka terbaik untuknya sepanjang masa karena awalnya, Putri hanya ingin membuktikan kepada dirinya sendiri.

Ayahnya sendiri melarang Putri untuk meminta uang kepadanya, dan melarang untuk meminta sponsor kepada perusahaan ayahnya.

"Karena kata Bapak, 'kalau kamu rugi, bapak gak mau ikut rugi'. That's how entrepreneur, sih," ujar Putri.

Pada tahun 2014, Putri mulai tergerak untuk membuat Creativepreneur karena ia ingin menjadi pengusaha di bidang kreatif. Putri tak mau hanya mengurus pesta ulang tahun orang-orang, ia ingin memiliki acaranya sendiri. Saat itulah ia membuat acara Creativepreneur yang sponspornya ditolak 20 perusahaan, dan kapasitas pengunjung yang harusnya 1.500 hanya terisi separuhnya.

Putri mengakui momen-momen itu sangat berat untuknya dan sangat menguras mental. Ia bahkan pernah disindir untuk pulang dan meminta uang kepada ayahnya hingga membuatnya down dan sakit hati.

Karena itulah, Putri mengakui bahwa tantangan terbesar di bidang kreatif adalah eksekusi. Karena ide sebaik apapun kalau eksekusinya buruk tidak akan bisa dijual. Putri sendiri mengakui bahwa ia pernah sampai rugi ratusan juta. Namun, sebagai pengusaha, ia sudah memiliki backup plan sehingga tidak mudah down saat hal-hal berjalan tak sesuai harapan.

Saat ini, Putri fokus pada CXO Media di bawah naungan CT Corp untuk membantu perusahaan yang didirikan sang ayah transformasi ke arah digitalisasi. Putri sendiri mengakui bahwa era digitalisasi ini adalah suatu dorongan yang sangat baik karena terkadang kita harus dipaksa untuk melakukan sesuatu.

Saat terjun di CT Corp, Putri membawahi generasi milenial dan generasi yang lebih tua. Namun menurut Putri, kedua generasi ini justru menghasilkan kolaborasi yang sempurna karena bisa menghasilkan dua perspektif yang berbeda.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement