Selasa 05 Apr 2022 05:15 WIB

Gastritis Jadi Penyakit Perut yang Banyak Dikeluhkan

Gastritis menjadi penyakit kelima dengan pasien rawat jalan dan inap terbanyak.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Nora Azizah
Gastritis menjadi penyakit kelima dengan pasien rawat jalan dan inap terbanyak.
Foto: ist
Gastritis menjadi penyakit kelima dengan pasien rawat jalan dan inap terbanyak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gangguan tidak enak pada perut termasuk radang lambung (gastritis) masih banyak diderita masyarakat Indonesia. Terbukti data menyebutkan gastritis menempati peringkat lima besar penyakit terbanyak yang dialami para pasien rawat inap dan rawat jalan di fasilitas kesehatan.

"Data yang dikeluarkan oleh pemerintah bahwa penyakit rasa tidak enak di perut  termasuk gastritis merupakan penyakit peringkat nomor empat dan nomor lima pada pasien rawat inap dan rawat jalan di Indonesia," ujar Wakil Rektor Universitas Airlangga Bidang Internasionalisasi, Digitalisasi, dan Informasi, Muhammad Miftahussurur dalam konferensi virtual bertema Kenali dan Atasi Gangguan Lambung Saat Puasa, dikutip Selasa (5/4/2022).

Baca Juga

Walaupun belum ada data angka pasti, dia mengatakan, gastritis menjadi salah satu penyakit di perut yang banyak dikeluhkan. Ia menambahkan, para ahli gastroenterologi yaitu spesialisasi ilmu kedokteran yang berkonsentrasi pada penyakit sistem pencernaan sangat memperhatikan masalah gastritis dan menjadikannya sebagai salah satu penyakit utama selain penyakit asam lambung atau gastroesophageal reflux disease (GERD). 

Seperti diketahui GERD merupakan gangguan perut yang berbeda selain gastritis. Terkait ancaman penyakit lambung bisa meningkat saat puasa, ia memperkirakan gangguan ini saat puasa akan meningkat. Lebih lanjut mengenai gejala seseorang terkena gastritis, ia mengatakan ini sesuai hasil endoskopi atau patologi anatomi.  

"Namun, secara umum gejalanya adalah rasa tidak enak di perut bagian atas atau dispepsia. Ini bisa diiringi dengan alami nyeri, mual, hingga muntah," katanya.

Selain itu, keluhan lainnya yaitu bisa juga  mengalami gangguan buang air besar yang ada sedikit terkait dengan gangguan di usus besar. Di sisi lain, ia mengatakan berbagai pihak terkait di dunia sepakat bahwa dispepsia atau gastritis yaitu nyeri dan panas di daerah dada, ada gangguan mulut pahit dan sebagainya atau keluhan seperti asma, batuk. 

Ia menambahkan, dua keluhan ini dibedakan karena pengobatannya berbeda. Apalagi ada pengaruh proses infeksi di sana. Berdasarkan pembagian ini, ia meminta jika ada masyarakat yang mengalami sakit perut yang berat, dengan penurunan berat badan, atau mungkin disertai dengan diare yang berlebihan, umur tertentu, kemudian pendarahan, baik muntah darah  kesulitan menelan juga nyeri waktu menelan maka segera periksakan diri ke dokter.

"Jika alami gejala ini segera laporkan ke dokter dan dokter melakukan diagnostik dengan lebih intervensi melakukan endoskopi. Ini melakukan berbagai pemeriksaan yang memastikan bahwa ini tidak terkait misalnya dengan keganasan atau penyakit berbahaya yang lain," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement