Selasa 05 Apr 2022 10:53 WIB

AS Minta Rusia Dikeluarkan dari Dewan HAM PBB

Dua pertiga suara mayoritas dari 193 anggota majelis dapat menangguhkan sebuah negara

Citra satelit yang disediakan oleh Maxar Technologies ini menunjukkan gambaran umum Bucha, Ukraina, dengan gereja St. Andrew di tengahnya dan kemungkinan lokasi kuburan massal tepat di atasnya pada Kamis 31 Maret 2022.
Foto: AP/Maxar Technologies
Citra satelit yang disediakan oleh Maxar Technologies ini menunjukkan gambaran umum Bucha, Ukraina, dengan gereja St. Andrew di tengahnya dan kemungkinan lokasi kuburan massal tepat di atasnya pada Kamis 31 Maret 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, BUCHAREST -- Amerika Serikat akan meminta Majelis Umum PBB untuk menangguhkan keanggotaan Rusia dari Dewan HAM, kata duta besar AS untuk PBB pada Senin (4/4/2022), setelah Ukraina menuduh tentara Rusia membunuh puluhan warga sipil di kota Bucha. Dua pertiga suara mayoritas dari 193 anggota majelis di New York dapat menangguhkan sebuah negara karena melakukan pelanggaran HAM berat dan sistematis secara terus menerus.

"Partisipasi Rusia di Dewan HAM adalah lelucon dan itu salah, itulah kenapa kami yakin sudah saatnya Majelis Umum PBB mengumpulkan suara untuk mengeluarkan mereka,"kata Dubes AS Linda Thomas-Greenfield saat berkunjung ke Romania.

Baca Juga

Ukraina mengatakan bahwa mereka akan menggunakan semua "mekanisme PBB yang tersedia" untuk mengumpulkan bukti kejahatan Rusia di negara itu. "Tak ada tempat bagi Rusia di Dewan HAM PBB," kata Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba.

Thomas-Greenfield mengatakan dia ingin voting dilakukan pekan ini. Sejak invasi Rusia di Ukraina dimulai pada 24 Februari, Majelis Umum PBB telah mengadopsi dua resolusi yang mengutuk Rusia dengan perolehan 140 suara.

"Pesan saya kepada 140 negara yang dengan berani berdiri bersama adalah: gambar-gambar dari Bucha dan kehancuran di seluruh Ukraina mengharuskan kita untuk menyelaraskan kata dengan perbuatan," kata Thomas-Greenfield.

Di New York, duta besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia menyebut upaya untuk mengeluarkan Rusia dari Dewan HAM sebagai "sulit dipercaya". Dia mengatakan hal itu tak akan membantu perundingan damai.

"Sekali lagi, hal ini belum pernah terjadi sebelumnya dan ini tak akan memfasilitasi atau mendorong atau bermanfaat bagi perundingan damai antara Rusia dan Ukraina," kata Nebenzia dalam jumpa pers.

Dia mengulangi penolakan Rusia atas tuduhan kekejaman di Bucha dan menyebut rekaman video yang beredar sebagai rekayasa. Dia mengatakan Rusia akan menunjukkan lebih banyak bukti terkait isu tersebut pada sidang Dewan Keamanan PBB yang dijadwalkan Selasa.

Wakil wali kota Bucha mengatakan sekitar 50 mayat yang ditemukan setelah pasukan Rusia ditarik dari kota itu adalah korban pembunuhan ekstra yudisial oleh tentara Rusia. Otoritas Ukraina mengatakan mereka tengah menyelidiki kemungkinan terjadinya kejahatan perang di sana.

Baca juga : Harga Emas Dunia Menguat Dipicu Tambahan Sanksi Terhadap Rusia

sumber : Antara / Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement