Selasa 05 Apr 2022 10:56 WIB

Penambang Pasir di Aliran Sungai Berhulu Gunung Merapi Diminta Patuhi Aturan

BPBD Sleman mengingatkan adanya potensi banjir lahar hujan di Gunung Merapi.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Warga membantu evakuasi truk yang terguling imbas banjir lahar dingin di Kali Boyong, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, Kamis (3/2/2022).
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Warga membantu evakuasi truk yang terguling imbas banjir lahar dingin di Kali Boyong, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, Kamis (3/2/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman meminta penambang pasir di aliran sungai berhulu Gunung Merapi mematuhi setiap adanya peringatan dini terkait perkembangan cuaca yang terjadi pada musim pancaroba. Hal itu lantaran berpotensi terjadi banjir lahar hujan.

"Saat ini masih banyak material di wilayah atas Gunung Merapi, dan bila terjadi hujan deras di puncak berpotensi banjir hujan di aliran sungai-sungai berhulu Merapi," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sleman Makwan di Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Selasa (5/4/2022).

Menurut dia, banjir lahar hujan atau banjir lahar dingin yang membawa hanyut material vulkanis Gunung Merapi tersebut sebenarnya relatif aman jika masyarakat tidak beraktivitas di aliran sungai tersebut. "Kondisi tanggul dan dam penahan banjir di sungai-sungai berhulu Merapi saat ini masih mampu menampung material yang terbawa banjir," kata Makwan.

Dia menuturkan, beberapa kali kejadian banjir lahar yang menerjang dan menimbun kendaraan angkutan material maupun alat-alat penambangan disebabkan terlambat dalam antisipasi. "Kadang para penambang dan armadanya terlambat naik, alat berat dan penambang masih berada di aliran sungai, sehingga saat berusaha naik terlanjur diterjang banjir lahar hujan," ucap Makwan.

Dia menyebut, adanya peringatan dini sering diabaikan oleh masyarakat yang beraktivitas di aliran sungai berhulu Merapi. "Yang sering menjadi alasan karena 'tanggung' dan melanjutkan aktivitas penambangan material. Padahal, sudah ada peringatan dini dan laju kecepatan banjir juga tidak dapat diprediksi," ujar Makwan.

Dia mengatakan, BPBD Kabupaten Sleman selama ini, juga kesulitan untuk mengumpulkan dan memberikan edukasi kepada para penambang material Merapi. Pasalnya, banyak dari mereka berasal dari luar daerah Sleman. "Kalau penduduk setempat di lereng Gunung Merapi kami sudah familiar, dan mudah untuk sosialisasi," kata Makwan.

Stasiun Meteorologi, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta menyatakan, saat ini seluruh provinsi DIY, termasuk wilayah Kabupaten Sleman masuk dalam periode musim peralihan (pancaroba) yang diperkirakan berlangsung antara Maret hingga Mei 2022. "Perlu diwaspadai pada musim ini ada peningkatan potensi terjadinya bencana hidrometeorologi," kata Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Yogyakarta Warjono.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement