Selasa 05 Apr 2022 11:04 WIB

Jerman Usir Puluhan Diplomat Rusia

Jerman telah memutuskan untuk mengusir puluhan diplomat Rusia

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Citra satelit yang disediakan oleh Maxar Technologies ini menunjukkan gambaran umum Bucha, Ukraina, dengan gereja St. Andrew di tengahnya dan kemungkinan lokasi kuburan massal tepat di atasnya pada Kamis 31 Maret 2022.
Foto: AP/Maxar Technologies
Citra satelit yang disediakan oleh Maxar Technologies ini menunjukkan gambaran umum Bucha, Ukraina, dengan gereja St. Andrew di tengahnya dan kemungkinan lokasi kuburan massal tepat di atasnya pada Kamis 31 Maret 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Jerman telah memutuskan untuk mengusir puluhan diplomat Rusia sebagai tanggapan atas kejahatan perang yang dilakukan di Ukraina. Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock mengatakan, Jerman telah mengambil langkah ini untuk menunjukkan sikapnya terhadap invasi Rusia, terutama menyusul laporan kekejaman yang dilakukan di kota Bucha, Ukraina.

“Pemerintah Federal telah memutuskan untuk menyatakan sebagian besar staf Kedutaan Besar Rusia sebagai persona non grata. Pekerjaan Anda adalah ancaman bagi mereka yang mencari perlindungan bersama kami.  Kami tidak akan mentoleransi ini lagi.  Kami telah memberitahukan hal ini kepada duta besar Rusia. Kami juga akan mengambil tindakan lebih lanjut bersama dengan mitra kami," kata Baerbock, dilansir Anadolu Agency, Selasa (5/4/2022).

Baca Juga

Kementerian Luar Negeri Jerman tidak mengumumkan jumlah pasti diplomat Rusia yang telah dinyatakan persona non grata. Tetapi kantor berita Jerman, DPA melaporkan bahwa pemerintah telah memerintahkan pengusiran terhadap 40 diplomat Rusia.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Senin (4/4/2022) mengunjungi Bucha. Sebelumnya pasukan Ukraina dilaporkan menemukan jasad warga sipil, menyusul penarikan pasukan Rusia. Pada Ahad (3/4/2022), Jaksa Agung Ukraina, Iryna Venediktova, mengatakan, sebanyak 410 jasad warga sipil ditemukan di sejumlah daerah.

Amerika Serikat dan Eropa menambah sanksi ke Rusia usai Ukraina menemukan kuburan massal dan jenazah dengan tangan terikat di Kota Bucha. Kota ini berhasil dikuasai kembali oleh pasukan Ukraina, setelah pasukan Rusia mundur untuk memfokuskan serangan di bagian timur negara itu.

Kremlin membantah setiap tuduhan atas pembunuhan warga sipil termasuk di Bucha. Moskow bersikeras kuburan massal dan jenazah-jenazah merupakan rekayasa Ukraina untuk memperburuk citra Rusia.

Rusia melancarkan operasi militer khusus di Ukraina pada 24 Februari. Operasi militer ini telah mengundang kemarahan internasional. Uni Eropa, AS, Inggris, dan beberapa negara lain menerapkan sanksi keras terhadap Moskow.

Menurut perkiraan PBB, setidaknya 1.430 warga sipil telah tewas di Ukraina dan 2.097 terluka. PBB memperkirakan angka sebenarnya dikhawatirkan jauh lebih tinggi. Sementara lebih dari 4,21 juta warga Ukraina telah melarikan diri ke negara lain.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement