REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemilik Facebook Meta Platform akan membatasi tagar yang terkait dengan kematian warga sipil di Ukraina utara. Tagar itu menyoroti jasad orang-orang yang ditembak dari jarak dekat di Bucha. Pembunuhan di Bucha, di luar Kyiv, telah menarik janji sanksi lebih lanjut terhadap Moskow dari Barat.
Juru Bicara Meta Andy Stone mengatakan sistem otomatis yang memindai gambar kekerasan di Facebook dan Instagram, yang juga dimiliki perusahaan, bertanggung jawab untuk memblokir tagar termasuk #bucha dan #buchamassacre. "Ini terjadi secara otomatis karena konten grafis yang diposting orang menggunakan tagar ini. Ketika kami mengetahui masalah ini kemarin, kami bertindak cepat untuk memblokir tagar tersebut," tulisnya di Twitter dikutip dari Channel News pada Selasa (5/4).
Facebook dan Instagram mengizinkan posting konten grafis dan kekerasan ketika dibagikan untuk meningkatkan kesadaran akan kemungkinan pelanggaran hak asasi manusia. Namun mereka akan menghapus konten jika sangat eksplisit atau merayakan penderitaan.
Perusahaan media sosial juga menambahkan label peringatan ke beberapa posting grafis yang harus diklik pengguna sebelum mereka dapat melihat gambar.
Kelompok hak asasi manusia telah mengkritik pendekatan Meta untuk menghapus konten kekerasan selama konflik, mengatakan praktiknya membersihkan data dari servernya setelah 90 hari mengakibatkan penghapusan bukti penting kejahatan perang.
"Kami sedang menjelajahi cara untuk menelusuri jenis ini dan jenis konten lainnya saat kami menghapusnya khususnya terkait dengan perang di Ukraina," kata dia.