Rabu 06 Apr 2022 00:15 WIB

Unik! Masjid Al Imtizaj Berarsitektur Tionghoa di Bandung dari Bekas Mal

Aktivitas Masjid Al Imtizaj salah satunya tempat bagi warga yang ingin jadi mualaf.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Ani Nursalikah
Masjid Al Imtizaj di Jalan ABC Kota Bandung yang dibangun tahun 2008 memiliki arsitektur Tionghoa. Salah satu aktivitas masjid tersebut yaitu memfasilitasi warga yang ingin menjadi mualaf. Unik! Masjid Al Imtizaj Berarsitektur Tionghoa di Bandung dari Bekas Mal
Foto: Republika/M Fauzi Ridwan
Masjid Al Imtizaj di Jalan ABC Kota Bandung yang dibangun tahun 2008 memiliki arsitektur Tionghoa. Salah satu aktivitas masjid tersebut yaitu memfasilitasi warga yang ingin menjadi mualaf. Unik! Masjid Al Imtizaj Berarsitektur Tionghoa di Bandung dari Bekas Mal

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Masjid Al Imtizaj di Jalan ABC Kota Bandung memiliki keunikan dari sisi arsitektur. Bangunan ini memanfaatkan bangunan bekas mal dan memiliki gaya arsitektur Tionghoa.

Masjid tersebut berada di area perkantoran dan perdagangan sehingga tiap memasuki waktu sholat, shaf sholat penuh dengan jamaah. Jamaah yang memasuki gerbang masjid akan disuguhi arsitektur Tionghoa.

Baca Juga

Ornamen khas Tionghoa dari bangunan masjid, yaitu warna merah dan kuning namun dominan merah. Area luar dan ruang sholat juga dihiasi lampion.

photo
Masjid Al Imtizaj di Jalan ABC Kota Bandung yang dibangun tahun 2008 memiliki arsitektur Tionghoa. Salah satu aktivitas masjid tersebut yaitu memfasilitasi warga yang ingin menjadi mualaf. - (Republika/M Fauzi Ridwan)

 

Salah seorang pengurus Masjid Al Imtizaj, Anen, mengatakan masjid tersebut dibangun pada 2008 dan selesai pada 2010. "Tadinya bekas Matahari Mal. Pak Nuriana (mantan gubernur Jawa Barat Nuriana) sebagai penggerak," katanya, Selasa (5/4/2022).

Anen mengatakan kapasitas masjid yang memiliki dua lantai tersebut dapat menampung jamaah hingga 200 orang. Ia menuturkan aktivitas di masjid tersebut salah satunya adalah tempat bagi warga yang ingin menjadi mualaf. Namun, saat ini mereka yang ingin menjadi mualaf dan bersyahadat di masjid relatif jarang. 

"Tadinya mualaf, yang ingin masuk Islam," katanya.

Selama bulan puasa Ramadhan 1443 Hijriyah, ia menyelenggarakan kegiatan tarawih, buka bersama, dan takjil. Namun selama masa pandemi yang berlangsung dua tahun terakhir, aktivitas selama bulan Ramadhan dikurangi. Hal itu mengacu kepada kebijakan pemerintah tentang penerapan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

photo
Masjid Al Imtizaj di Jalan ABC Kota Bandung yang dibangun tahun 2008 memiliki arsitektur Tionghoa. Salah satu aktivitas masjid tersebut yaitu memfasilitasi warga yang ingin menjadi mualaf. - (Republika/M Fauzi Ridwan)

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement