REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan perhatian Presiden Joko Widodo (Jokowi) terhadap kenaikan harga pupuk saat ini. Karena itu, Presiden pun menginstruksikan jajarannya agar berhati-hati dalam pemberian pupuk subsidi.
Hal ini disampaikannya usai sidang kabinet paripurna tentang antisipasi situasi dan perkembangan ekonomi dunia di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (5/4).
“Presiden juga meminta perhatian untuk kenaikan harga pupuk karena pupuk juga naik. Dilihat dari penggunaan dalam negeri, ada yang subsidi dan non subsidi,” jelas Airlangga saat memberikan keterangannya.
Karena itu, Airlangga mengatakan akan ada pembatasan penggunaan pupuk yang nantinya akan diprioritaskan pada komoditas utama seperti padi, jagung, kedelai, bawang merah, cabai, tebu, dan juga kakao.
Ia menjelaskan, pupuk yang disubsidi mulai dibatasi seperti urea dan NPK karena harganya hampir mencapai 1.000 dolar AS. Sedangkan pupuk jenis Potas dan KCL juga terdampak pasokannya karena diimpor dari Ukraina.
“Bapak Presiden mewanti-wanti agar subsidi pupuk nanti tepat sasaran, para petani bisa menerima pupuk sehingga tentunya harga pupuk tidak membuat kelangkaan pupuk dan tentunya mendorong ketersediaan pangan yang aman,” kata dia.