Selasa 05 Apr 2022 20:08 WIB

Polda DIY Periksa Sembilan CCTV Buru Penganiaya Anak Anggota DPRD Kebumen

Polisi mengaku sudah mengidentifikasi dua motor kelompok pelaku.

Dirreskrimum Polda DIY Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi.
Foto: Republika/Eva Rianti
Dirreskrimum Polda DIY Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Daerah Istimewa Yogyakarta memeriksa sembilan kamera CCTV untuk memburu pelaku kejahatan jalanan pada Ahad (3/4/2022). Aksi kejahatan jalanan tersebut telah menewaskan seorang pelajar di Jalan Gedongkuning, Kota Yogyakarta bernama Daffa Adzin Albasith. Ia merupakan anak dari seorang anggota DPRD Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.

"Saat ini sedang proses analisis untuk pendalaman CCTV," kata Dirreskrimum Polda DIY Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi di Mapolresta Yogyakarta, Selasa (5/4/2022).

Baca Juga

Ade mengatakan Polda DIY telah menggelar serangkaian olah tempat kejadian perkara (TKP) sembari mengumpulkan petunjuk dengan memeriksa 11 saksi, serta barang bukti di lokasi. Meski belum tertangkap, menurut dia, hingga kini polisi setidaknya telah mengidentifikasi dua motor pelaku yang digunakan saat peristiwa kejahatan berlangsung.

"Belum (pelaku belum tertangkap), tapi sudah terdentifikasi dua motor kelompok pelaku. Diduga Vario dan Nmax dari keterangan saksi-saksi dan teman korban," kata dia.

Sejauh hasil penyelidikan, kata Ade, belum ada informasi atau petunjuk yang menyebutkan antara kelompok korban dan gerombolan pelaku saling mengenal. Sebelumnya, seorang pelajar di Daerah Istimewa Yogyakarta tewas setelah terkena sabetan benda tajam oleh pelaku kejahatan jalanan di Jalan Gedongkuning, Kota Yogyakarta, Ahad (3/4/2022) dini hari.

Korban sempat dilarikan ke RSUP Hardjolukito oleh petugas Direktorat Sabhara Polda DIY yang sedang berpatroli. Namun, nyawanya tak tertolong. Ade menuturkan pada Ahad dini hari kelompok korban berjumlah delapan orang melintasi jalur cepat area ring road selatan menggunakan lima sepeda motor.

"Delapan orang ingin mencoba kecepatan motornya. Sambil dia melaju dengan kecepatan tinggi motornya. Karena suara (knalpot) motor ini cukup besar akhirnya di jalur lambat (ring road) kelompok korban ketemu dengan dua motor yang diduga kelompok pelaku, yang dikemudikan lima orang," ungkap Ade.

Kelompok pelaku yang diduga merasa terganggu akan suara bising kendaraan kelompok korban akhirnya membalas dengan bleyer atau memainkan gas motor. "Karena merasa terganggu oleh suara bising dari kelompok korban maka kelompok pelaku ini membleyer, membalas karena merasa tersinggung," ujar Ade.

Kelompok korban lantas melanjutkan perjalanannya melewati arah Jalan Imogiri dan memesan makanan di sebuah warung makan di Jalan Gedongkuning, Kotagede, Kota Yogyakarta. Namun kelompok pelaku lewat di sebelahnya dengan menggas atau membleyer sembari mengumpat.

"Hal ini memicu kelompok korban berupaya mengejar dengan kecepatan tinggi," ucap Ade.

Dengan mengendarai empat sepeda motor, korban bersama beberapa rekannya kemudian mengejar kelompok pelaku. Setelah dikejar, kelompok pelaku justru berbalik arah dan berhenti lalu menyabetkan benda tajam yang diduga gir bertali hingga mengenai muka korban.

Korban yang berada di motor kedua dengan posisi dibonceng di belakang terkena sabetan gir sehingga mengalami luka di mukanya. Usai peristiwa tersebut kelompok pelaku melarikan diri ke arah selatan dan korban yang masih dalam kondisi hidup diselamatkan oleh petugas Direktorat Sabhara Polda DIY yang sedang berpatroli dan dilarikan ke RSPAU Hardjolukito kendati akhirnya meninggal dunia pada Minggu pukul 09.30 WIB.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement