REPUBLIKA.CO.ID, BANJARBARU--Gubernur Kalimantan Selatan H Sahbirin Noor melantunkan Shalawat Nabi Muhammad SAW, saat menjadi pembina apel gabungan ASN di lingkungan Pemprov Kalsel, Banjarrbaru Senin (4/4/2022) pagi.
Hal ini kerap ia lakukan di berbagai agenda kegiatan Pemprov Kalsel yang dihadirinya."Semoga dengan membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, banua Kalimantan Selatan akan aman, damai dan masyarakatnya sejahtera," tutupnya
Dalam apel gabungan ASN itu, Paman Birin mengharapkan seluruh ASN dan honorer di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan untuk menjaga suasana dan meningkatkan kepedulian.
"Semoga dengan puasa di bulan ramadan kita mendapatkan ampunan dan ridho dari Allah SWT. Kita juga meminta kepada seluruh ASN untuk saling menambah kasih sayang sesama mahluk," pesan Paman Birin.
Sementara itu, Al Mukarram KH Mukri Yunus, Ketua Dewan Pengurus Wilayah Ikatan Pesantren Indonesia Kalsel dalam tausiyah dihadapan pejabat dan ASN mengingatkan tujuan utama puasa ramadan adalah menjadi insan yang bertakwa.
Puasa bulan ramadan mengajarkan manusia untuk senantiasa mengendalikan nafsunya. "Mengendalikan nafsu itu sangat penting, yang kuat itu manusia bisa mengendalikan nafsu, bukan yang menang berkelahi," katanya.
KH Mukri Yunus menceritakan kisah penciptaan akal dan nafsu. Saat penciptaan keduanya, ternyata nafsu memiliki karakter yang keras dan membangkang kepada Allah SWT.
Beliau menerangkan ketika Allah SWT menciptakan akal, maka Allah SWT berfirman yang artinya: "Wahai akal menghadaplah engkau." Maka akal pun menghadap ke hadapan Allah. Kemudian Allah berfirman: "Wahai akal berbaliklah engkau!", lalu akal pun berbalik menuruti perintah Allah.
Kemudian Allah Ta'ala berfirman lagi: "Wahai Akal! Siapakah aku?". Lalu Akal pun berkata, "Engkau adalah Tuhan yang menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu yang dhaif dan lemah". Lalu Allah Ta'ala berfirman: "Wahai Akal, tidak Ku-ciptakan makhluk yang lebih mulia daripada engkau.
Setelah itu, Allah Ta'ala menciptakan Nafsu, dan berfirman kepadanya: "Wahai Nafsu, menghadaplah kamu!".
Nafsu tidak menjawab dan sebaliknya mendiamkan diri. Kemudian Allah Ta'ala berfirman lagi: "Siapakah engkau dan siapakah Aku?".
Lalu nafsu berkata, "Aku adalah aku, dan Engkau adalah Engkau." Setelah itu, Allah Ta'ala menyiksanya di dalam neraka selama 100 tahun, dan kemudian mengeluarkannya. Kemudian Allah Ta'ala berfirman: "Siapakah engkau dan siapakah Aku?". Lalu Nafsu berkata, "Aku adalah aku dan Engkau adalah Engkau."
Lalu Allah Ta'ala memasukkan Nafsu ke dalam neraka yang penuh dengan rasa lapar selama 100 tahun. Setelah dikeluarkan maka Allah Ta'ala berfirman: "Siapakah engkau dan siapakah Aku?". Akhirnya Nafsu mengakui dengan berkata, "Aku adalah hamba-Mu dan Engkau adalah Tuhanku.".
Menurut Al Mukarram KH Mukri Yunus, kisah ini memberi kita hikmah betapa membangkangnya Nafsu. "Apabila seseorang tidak bisa mengendalikan nafsunya, maka ia akan mendapat kerugian yang amat besar," katanya.