Selasa 05 Apr 2022 21:23 WIB

Ikatan Pelajar Muhammadiyah Kecam Klitih dan Siapkan Trauma Healing

Perbuatan klithih yang mayoritas dilakukan pelajar harus segera ditangani kolektif

Pengunjung melihat aneka senjata tajam serta lini masa klitih saat Pameran Klitih di Galeri Lorong, Yogyakarta, Selasa (30/3). Pameran dengan tajuk The Museum of Lost Space ini menceritakan lini masa fenomena klitih di Yogyakarta. Beberapa senjata tajam yang digunakan, pemberitaan klitih di media, hingga wawancara dengan pelaku ada di sini. Pameran karya dari Yahya Dwi Kurniawan ini menjelaskan bagaimana fenomena klitih terjadi, serta mendiskusikan bagaimana solusi kejahatan jalanan ini.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Pengunjung melihat aneka senjata tajam serta lini masa klitih saat Pameran Klitih di Galeri Lorong, Yogyakarta, Selasa (30/3). Pameran dengan tajuk The Museum of Lost Space ini menceritakan lini masa fenomena klitih di Yogyakarta. Beberapa senjata tajam yang digunakan, pemberitaan klitih di media, hingga wawancara dengan pelaku ada di sini. Pameran karya dari Yahya Dwi Kurniawan ini menjelaskan bagaimana fenomena klitih terjadi, serta mendiskusikan bagaimana solusi kejahatan jalanan ini.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Seorang pelajar di Yogyakarta menjadi korban kejahatan jalanan atau klitih pada Ahad (3/4/2022) dini hari. Korban merupakan salah satu anggota Ikatan Pelajar Muhammadiyah yang duduk di bangku kelas 11 SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta, Daffa Adzin Albasith tewas di rumah sakit setelah terkena sabetan benda tajam di bagian wajah oleh pelaku klithih.

Kasus kejahatan jalanan yang menambah jumlah korban di awal bulan Ramadhan ini memunculkan tanggapan dari berbagai pihak. Salah satunya hadir dari Ketua Umum Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah DI Yogyakarta (PW IPM DIY) Racha Julian Chairurrizal. Ia mengecam adanya tindakan kejahatan jalanan yang notabene dilakukan remaja di Yogyakarta tersebut.

Baca Juga

“Kita perlu mengecam perbuatan klitih yang mayoritas dilakukan oleh pelajar, dan meminta seluruh elemen mulai dari teman sebaya, keluarga, organisasi masyarakat, tenaga pendidik, dan pihak yang berwajib untuk secara kolektif menangani klitih secara serius. Dan terakhir, dengan kedaruratan yang sedemikian rupa, saya pikir, Pemerintah DIY untuk secara tegas menangani kasus ini dengan strategi aksi yang tidak bertele-tele dan membuat jera,” katanya.

Mengingat fenomena kejahatan jalanan ini merupakan permasalahan sosial yang kompleks, memang diperlukan sinergisitas semua pihak untuk meminimalisasi dan mencegah adanya kasus serupa seperti yang disampaikan Racha. Strategi taktis perlu dimasifkan kembali untuk menurunkan angka kejahatan jalanan di Yogyakarta.

Menjawab tantangan ini Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah DIY Bidang Advokasi dan Kebijakan Publik menyiapkan langkah trauma healing. Ketua Bidang Advokasi & Kebijakan Publik PW IPM DIY Muhammad Yasir Abdad menyampaikan bahwa saat ini pihaknya sedang menyiapkan skema trauma healing bagi korban klithih terutama kepada remaja yang melihat langsung kejadian perkara seperti pembacokan dan penganiayaan lain yang menyebabkan trauma.

Yasir menyampaikan “Saat ini yang bisa kami lakukan sebagai pihak yang juga membidangi isu pelajar adalah menyiapkan skema pendampingan trauma healing bagi teman kami yang melihat langsung kejadian penganiayaan kepada adinda Daffa Adzin Albasith. Tentu dalam hal ini kami juga akan melakukan audiensi dengan KPAI dan Aisyiyah untuk menyiapkan tim khusus yang kompeten dalam proses pendampingan trauma.” 

Fenomena klithih yang menjadi citra buruk bagi Yogyakarta, mengharuskan semua pihak untuk turut andil dalam menekan angka kejahatan jalanan yang dilakukan oleh remaja tersebut. Kemampuan melihat inti pokok permasalahan sosial dan menyiapkan langkah strategis yang menyentuh langsung para pelajar perlu diperbanyak agar pelajar di DIY semakin sadar bahwa kebutuhan rasa aman masyarakat meupakan tanggung jawab bersama.

“Selain itu, strategi jangka panjang yang juga kami siapkan adalah membentuk satuan tugas yang memberikan pendidikan sosial berbasis penyaluran skill bagi pelajar di DIY agar dapat memanfaatkan waktu luang dengan hal yang positif. Pendekatan ini kami ambil berdasarkan hasil riset yang kami lakukan dan menemukan fakta bahwa diperlukan media penyalur minat dan bakat bagi pelajar untuk menghindarkan pelajar dari kegiatan-kegiatan yang kurang produktif dan mengarah pada tindakan kriminal seperti klithih," kata Yasir di Gedung Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ahmad Dahlan Yogyakarta (4/4/2022).

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement