Ikuti Skenario Allah dengan Sebaik-baiknya
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Fakhruddin
Ikuti Skenario Allah dengan Sebaik-baiknya (ilustrasi). | Foto: Abdan Syakura/Republika
REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengingatkan, skenario Allah sering tidak sama dengan apa yang kita imajinasi. Ia sendiri, misal, yang bercita-cita arsitek ternyata jadi Wali Kota Bandung, bahkan kini jadi Gubernur Jawa Barat.
Emil menceritakan pula kisahnya mengalami tiga ujian dalam satu waktu ketika masih muda. Tepatnya, ketika harus menyelesaikan skripsi, ditinggalkan cinta pertama ke orang yang lebih mapan dan ditinggalkan ayah yang meninggal dunia.
Namun, ia mengaku bersyukur, Allah menjawab semua keraguan dan kesedihan itu. Mulai dari diberikan jodoh yang jauh lebih baik dari yang dibayangkan, menjadi lulusan terbaik ITB, dan membuktikan ke ayahanda mampu jadi manusia bermanfaat.
"Poinnya, nikmati takdir yang tidak pernah kita imajinasikan, ikuti skenario Allah dengan sebaik-baiknya," kata Emil saat mengisi Talkshow Safari Ramadhan yang digelar di Masjid Kampus Universitas Islam Indonesia (UII), Selasa (5/4/2022).
Sebagai Muslim, ia memahami, tindak tanduk sebagai pemimpin tidak bisa ke luar dari syariat Islam. Karenanya, sebagai pemimpin, ada tiga yang dipesankan sang ibunda, yang pertama meniatkan kehidupan sebagai ibadah agar hidup tidak hampa.
Emil turut berkaca dari Korsel, yang tingkat bunuh dirinya salah satu tertinggi di dunia. Bahkan, kasus bunuh diri tidak karena ekonomi, tapi banyak menimpa orang-orang terkenal, banyak uang, tapi tidak tahan terhadap tekanan hidup.
Untuk itu, ia berkomitmen, membuat Jawa Barat tidak cuma juara secara lahir, tapi batin. Kedua, kekuasaan sifatnya sementara, ada awal ada akhir, sehingga tidak macam-macam karena paham Allah bisa memberikan dan mencabut kekuasaan.
Ketiga, komitmen untuk memberikan manfaat untuk orang banyak. Karenanya, dalam menjalani kehidupan sehari-hari harus meyakini semua sudah Allah SWT tuliskan, setelah itu kita sebagai manusia tinggal bertawakal yaitu berikhtiar dan berdoa.
"Dengan dasar keislaman itulah saya praktekkan kepemimpinan, karena sebesar-besarnya dakwah adalah dengan kekuasaan," ujar Emil.
Rektor UII, Prof Fathul Wahid menuturkan, peran pemuda dalam Islam luar biasa. Misal, Ali bin Abi Thalib, yang baru 10 tahun mengikuti hampir semua perang Rasulullah. Ali muda sudah dikenal intelektual karena keluasa perspektifnya.
Di Indonesia, revolusi pemuda melahirkan kemerdekaan. Mulai Bung Karno (44) dan Bung Hatta (43), kemudian Sukarni (29) dan Chairul Saleh (30) yang menculik Bung Karno dari Rengasdengklok, semua gerakan-gerakan itu dilakukan orang-orang muda.
UII sendiri, lanjut Fathul, pada 8 Juni 1945 didirikan di Jakarta hasil rapat Masyumi, 40 hari sebelum kemerdekaan, melibatkan banyak tokoh-tokoh muda. Ada Kahar Mudzakir (38), atau Wahid Hasyim dan Imam Zarkasyi yang belum 40 tahun.
"Pemuda tetap bisa memainkan peranan penting membangun bangsa yang mudah-mudahan semakin sejahtera, adil dan bermartabat," kata Fathul.