Rabu 06 Apr 2022 11:49 WIB

Okupansi The Nusa Dua Tumbuh 182 Persen, Masih Didominasi Wisatawan Lokal

Jumlah kunjungan wisatawan ke The Nusa Dua mencapai 60.388 orang

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) mencatat pertumbuhan signifikan pada okupansi kawasan The Nusa Dua, Bali, selama kuartal I 2022. Managing Director The Nusa Dua I Gusti Ngurah Ardita menyebut tingkat okupansi The Nusa Dua melonjak hingga lebih dari 100 persen.
Foto: istimewa
PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) mencatat pertumbuhan signifikan pada okupansi kawasan The Nusa Dua, Bali, selama kuartal I 2022. Managing Director The Nusa Dua I Gusti Ngurah Ardita menyebut tingkat okupansi The Nusa Dua melonjak hingga lebih dari 100 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) mencatat pertumbuhan signifikan pada okupansi kawasan The Nusa Dua, Bali, selama kuartal I 2022. Managing Director The Nusa Dua I Gusti Ngurah Ardita menyebut tingkat okupansi The Nusa Dua melonjak hingga lebih dari 100 persen.

"Tingkat okupansi The Nusa Dua selama Januari hingga Maret 2022 tercatat secara berturut-turut sebesar 20,15 persen, 12,78 persen, serta 30,77 persen, atau rata-rata mencapai 21,23 persen selama tiga bulan, dengan jumlah kunjungan wisatawan mencapai 60.388 orang," ujar Ardita dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (5/4).

Ardita mengatakan angka ini meningkat dibanding tingkat hunian periode yang sama tahun lalu sebesar berturut-turut 7,71 persen, 5,08 persen, dan 9,80 persen atau rata-rata sebesar 7,53 persen, dengan jumlah kunjungan wisatawan sebesar 26.913 orang. 

Dengan demikian, ucap Ardita, tingkat hunian rata-rata The Nusa Dua pada kuartal I 2022 tumbuh 182 persen dibandingkan 2021. Sedangkan kunjungan wisatawan yang didominasi wisatawan domestik tumbuh juga lebih dari 100 persen yaitu sebesar 124 persen. 

"Kami bersyukur tingkat okupansi kawasan selama periode Januari hingga Maret 2022 kembali menunjukkan tren positif," ucap Ardita.

Ardita menilai peningkatan okupansi ini antara lain didorong oleh meningkatnya kegiatan event, kunjungan wisatawan domestik, jumlah pertemuan yang diselenggarakan di dalam kawasan serta kebijakan bebas karantina dan Visa on Arrival (VOA) untuk Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) yang masuk ke Indonesia melalui Bali. 

"Kami harapkan peningkatan ini dapat terus terjaga seiring dengan meningkatnya kegiatan kepariwisataan," ungkap Ardita.

Ardita mengatakan The Nusa Dua telah menjadi tuan rumah sejumlah kegiatan pada Januari hingga Maret 2022 seperti Goldcoin Conference, COP-4 Minamata Convention on Mercury, serta 144th Assembly of The Inter Parliamentary Union (IPU) yang diikuti lebih dari 1.000 orang, dan Pulau Peninsula The Nusa Dua kembali menjadi lokasi event outdoor dengan jumlah peserta mencapai 1.000 orang setelah vakum selama dua tahun akibat pandemi. 

Ardita menambahkan The Nusa Dua juga siap menggelar sejumlah event lain, mulai dari Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) pada Mei 2022, Bali and Beyond Travel Fair 2022 pada Juni 2022, serta rangkaian event KTT G20 pada akhir 2022.

Sebagai sebuah destinasi wisata berkonsep world class tourism complex, ucap Ardita, The Nusa Dua memiliki kelengkapan akomodasi lebih dari lima ribu kamar hotel serta fasilitas MICE yang mampu menampung lebih dari 20 ribu delegasi. 

"Sampai Maret 2022, tercatat sebanyak 18 hotel dan villa sudah beroperasi dari total 21 hotel dan villa yang ada di kawasan," lanjut dia.

Selain kelengkapan fasilitas MICE, Ardita sampaikan, The Nusa Dua juga menyediakan berbagai fasilitas dan atraksi seperti shopping center, Museum Pasifika, theater (Devdan Show), dan golf course, DTW Water Blow Peninsula Nusa Dua serta mobil listrik sebagai alternative transportasi di kawasan. 

Kata Ardita, The Nusa Dua juga memiliki outdoor space yang dapat digunakan untuk berbagai kegiatan pendamping MICE, yaitu Pulau Peninsula seluas lima hektare dengan fasilitas open stage, helipad standard Chinook, stage Kecak untuk menampung 500 orang, serta toilet sebanyak dua unit.

Sementara, sebagai kawasan yang ditetapkan menjadi Green Zone Destination, The Nusa Dua telah menerapkan sejumlah tata kelola kawasan berbasis protokol kesehatan, mewajibkan sertifikasi Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability (CHSE) bagi kawasan dan tenant, menyelesaikan program vaksinasi dan booster covid-19 bagi seluruh pekerja di dalam kawasan, serta mendorong pemanfaatan aplikasi PeduliLindungi sebagai upaya untuk memitigasi penyebaran covid-19 di kawasan dan sekitarnya. 

Pada awal tahun ini, sambung Ardita, lima hotel di The Nusa Dua juga menjadi lokasi program Bali Warm Up Vacation yang merupakan program khusus bagi PPLN yang baru datang ke Bali agar dapat menjalani karantina mandiri dalam hotel dengan sistem bubble.

"Saat ini tingkat kunjungan dan okupansi rate The Nusa Dua belum normal seperti sebelum pandemi, namun kami optimistis tren pertumbuhan akan terus terjaga hingga akhir tahun ini," kata Ardita.

Ardita berharap kebijakan pemerintah terkait karantina dan VOA bagi PPLN, wisatawan mancanegara dapat kembali datang ke Bali, sehingga upaya pemulihan pariwisata Indonesia, khususnya Bali dapat berjalan dengan baik.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement