Rabu 06 Apr 2022 14:13 WIB

Dubes Fadjroel: Dua Periode Harga Mati!

Presiden menegur menteri yang mewacanakan isu penundaan pemilu.

Fadjroel Rachman.
Foto: Antara
Fadjroel Rachman.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan jubir Presiden Jokowi yang kini menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Kazakhstan Fadjroel Rachman menegaskan bahwa dua periode adalah harga mati. Pernyataan itu disampaikan di tengah isu penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden.

"Dua periode harga mati!," ujar Fadrjoel dalam unggahan bergambar di akun Instagram menggunakan huruf kapital, Rabu (6/4/2022).

Baca Juga

Sejumlah netizen ikut mengomentari unggahan Fadjroel tersebut. "Setuju👍 semoga kedepan presiden terpilih bisa melanjutkan kepemimpinan pak jokowi," tulis salah seorang Netizen.

Netizen yang lain berharap pernyataan Fadjroel sesuai dengan fakta nanti ke depan. "Semoga benar adanya ya pak 😁."'

Sementera itu, residen Joko Widodo (Jokowi) menegur jajaran menteri yang terus menerus memberikan pernyataannya terkait masalah penundaan pemilu dan juga perpanjangan masa jabatan presiden. Jokowi ingin seluruh jajarannya fokus dalam menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi saat ini, seperti kenaikan harga kebutuhan pangan dan juga energi.  

Hal ini disampaikan Jokowi dalam sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, Selasa (5/4) yang diunggah melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden pada Rabu (6/4). “Jangan sampai ada lagi yang menyuarakan lagi mengenai urusan penundaan, urusan perpanjangan. Ndak,” kata Jokowi.

Jokowi ingin jajarannya memperbanyak komunikasi kepada masyarakat terkait situasi global yang terjadi saat ini. Kondisi global yang sulit ini menyebabkan terjadinya krisis dan juga kenaikan inflasi di berbagai negara, bahkan berdampak pada kondisi di dalam negeri. Karena itu, ia tak ingin jajarannya justru membuat polemik di masyarakat.

“Jangan menimbulkan polemik di masyarakat, fokus pada bekerja dalam penanganan kesulitan-kesulitan Ayang kita hadapi,” ujar Jokowi. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement