Rabu 06 Apr 2022 15:33 WIB

Penduduk Shanghai Berjuang Dapatkan Pasokan Makanan di tengah Pembatasan

Supermarket dan jasa pengiriman telah dibatasi di tengah program pengujian Covid-19.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
Para pekerja dengan APD menurunkan bahan makanan dari sebuah truk sebelum mendistribusikannya kepada penduduk setempat di bawah penguncian COVID-19 di Shanghai, China Selasa, 05 April 2022. Wabah COVID-19 di kota metropolitan terbesar di China Shanghai tetap
Foto: Chinatopix Via AP
Para pekerja dengan APD menurunkan bahan makanan dari sebuah truk sebelum mendistribusikannya kepada penduduk setempat di bawah penguncian COVID-19 di Shanghai, China Selasa, 05 April 2022. Wabah COVID-19 di kota metropolitan terbesar di China Shanghai tetap

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Penduduk Shanghai bergegas mengamankan pasokan makanan di tengah pembatasan Covid-19 pada Rabu (6/4/2022). Supermarket dan jasa pengiriman telah dibatasi di tengah program pengujian Covid-19 di seluruh kota pusat keuangan utama China itu.

Kompleks perumahan di kota Shanghai ditutup selama lebih dari dua pekan. Penduduk merasa jengah dengan pembatasan, persyaratan pengujian, hingga ketersediaan makanan dan kebutuhan lain yang menipis.

Baca Juga

Wakil Kepala Komisi Perdagangan Shanghai, Liu Min mengatakan, bahwa pihak berwenang tengah bekerja keras untuk mengatasi kemandekan yang terjadi dan mengurus kebutuhan dasar penduduk. Ia mengatakan, pemerintah akan berupaya mengirimkan makanan dan kebutuhan lainnya ke Shanghai dari provinsi lain.

Pemerintah, kata dia, juga akan mendirikan stasiun pasokan darurat di dalam dan sekitar kota untuk memastikan pasokan sayuran. Namun ia juga mengatakan bahwa tantangan terbesar saat ini memang adalah proses pengiriman ke rumah.

Dengan saluran pengiriman resmi yang tidak tersedia atau macet parah, penduduk telah menggunakan metode apa pun yang mereka bisa,  termasuk kelompok komunitas WeChat untuk membeli stok buah dan sayuran segar. Liu mengatakan Shanghai akan bekerja untuk melepaskan kapasitas pengiriman.

Sekurangnya 11 ribu pengendara yang bekerja untuk platform e-commerce utama di kota itu dapat pergi bekerja jika mereka menyerahkan tes asam nukleat dan antigen negatif Covid setiap hari. Shanghai mendeteksi rekor 16.766 kasus virus corona tanpa gejala baru pada 5 April, naik dari 13.086 sehari sebelumnya. Kasus simtomatik juga naik menjadi 311 dari 268 sehari sebelumnya.

Banyak pihak menyerukan agar kasus tanpa gejala diizinkan untuk dikarantina mandiri di rumah. Kebijakan yang memisahkan anak-anak positif Covid dari orang tua mereka juga menuai kecaman. Pemerintah Kota Shanghai pada Rabu mengatakan, tidak akan mempertimbangkan untuk mencabut pembatasan sampai tes Covid-19 terbaru selesai dan hasilnya dievaluasi. Pejabat di komisi kesehatan kota Wu Qianyu mengatkan, Shanghai tengah berpacu dengan waktu melawan pandemi yang meluas dengan cepat.

Logistik menjadi tantangan besar bagi pemerintah kota yang relatif tidak terpengaruh oleh pandemi COVID-19. Pemerintah juga memperluas kapasitas karantina, mengubah Pusat Konvensi dan Pameran Nasional seluas 150.000 meter persegi menjadi fasilitas karantina yang dapat menampung 40.000 orang.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement