REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA -- Buruh Yunani mulai menggelar mogok kerja nasional sebagai bentuk protes atas apa yang mereka sebut semakin dalamnya "krisis" pada kenaikan harga dan rendahnya pendapatan. Mogok ini mengganggu transportasi, layanan kapal feri, sekolah dan rumah sakit pemerintah.
Dua serikat buruh terbesar Yunani yang mewakilkan 2,5 juta pekerja swasta dan negeri menggelar unjuk rasa. Diperkirakan mereka akan berkumpul di pusat Kota Athena.
Yunani yang baru mulai pulih dari krisis keuangan selama sepuluh tahun pada 2018 lalu dihantam pandemi virus corona. Industri pariwisata yang banyak berkontribusi pada perekonomian negara masih terdampak pandemi.
Kini lonjakan harga energi yang diperburuk sanksi-sanksi terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina pada Februari lalu semakin menekan keuangan buruh.
"Selama 14 tahun terakhir, buruh telah menanggung beban krisis mendalam yang berdampak pada pendapatan dan kehidupan smeua orang," kata serikat buruh sektor swasta Yunani, GSEE, Rabu (6/4/2022).
"Selama bertahun-tahun krisis semakin mendalam, beban masih ada, hak-hak kami menyusut," tambah serikat tersebut.
Inflasi konsumen tahunan Yunani melonjak ke titik tertinggi dalam 25 tahun yakni 7,2 persen pada bulan Februari lalu. Didorong kenaikan biaya energi, perumahan dan transportasi.
Sejak bulan September lalu pemerintah sudah menghabiskan 3,7 miliar euro untuk meringankan beban kenaikan harga bensin dan bahan bakar petani, rumah tangga dan bisnis. Bagi buruh langkah tersebut tidak cukup.
Pada bulan Maret lalu GSEE mengusulkan kenaikan upah minimum sebanyak 13 persen ke 751 euro karena inflasi. Pemerintah konservatif menaikan upah minimum pada Januari sebanyak 2 persen atau sekitar 663 euro. Perdana Menteri Kyriakos Mitsotakis berjanji untuk memakainya lagi pada 1 Mei mendatang.