Sensasi Berburu Takjil di Pasar TMP Purwokerto
Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Yusuf Assidiq
Masyarakat tampak membeli aneka sajian menu takjil di TMP Purwokerto. | Foto: Idealisa Masyrafina
REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Memasuki tahun ketiga pandemi tampaknya tidak menurunkan semangat masyarakat untuk menikmati suasana bulan Ramadhan. Salah satu hal yang menyenangkan selama bulan Ramadhan yakni berburu takjil.
Kegiatan berburu takjil menjadi hal yang tidak dilewatkan oleh masyarakat. Ada beberapa tempat kuliner untuk berburu takjil di Purwokerto. Salah satunya yaitu Taman Makam Pahlawan (TMP) Tanjung Nirwana di Jalan Pahlawan, Kecamatan Purwokerto Selatan, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Keramaian di pasar takjil ini memang tidak seperti di masa normal, karena aturan pandemi yang membatasi pengunjung sebanyak maksimal 75 persen. Pasar takjil yang berada di depan Taman Makam Pahlawan ini mulai ramai oleh pembeli sejak pukul 16.00 WIB.
Berbagai menu takjil dari makanan tradisional hingga jajanan modern ada di sini. Tempe mendoan, cumi bakar, siomay, cendol, hingga dalgona coffee diburu oleh para pembeli.
Makanan yang terlihat ramai oleh pembeli adalah kraca (keong sawah) dan buntil. Kedua makanan khas Banyumas ini kerap diburu masyarakat setiap Ramadhan.
Menurut Bu Tini, penjual kraca dan buntil, kedua menu khas Banyumas tersebut memang lebih sering dijual dan dicari masyarakat selama Ramadhan.
"Saya biasanya jual buntil di Pasar Cikeprok, tapi bulan Ramadhan jualannya di sini. Kalau kraca memang cuma dijual saat Ramadhan," tutur Bu Tini kepada Republika.
Bu Tini telah berjualan makanan khas Banyumas tersebut selama 25 tahun. Kraca adalah keong sawah yang direbus dengan kuah rempah dan dijual dengan harga sekitar Rp 5,000 hingga Rp 10 ribu per bungkus.
Sedangkan buntil merupakan penganan yang berasal dari parutan kelapa yang dibungkus daun singkong, talas atau pepaya dan direbus dengan kuah santan kuning. Harganya Rp 8,000 per buntil.
Deni (30 tahun), warga baru Purwokerto, mengaku mencari kraca ke pasar takjil tersebut karena mendengar dari rekan-rekan kerjanya bahwa keong rebus tersebut merupakan penganan khas Ramadhan di Purwokerto.
"Saya warga baru disini, dan tertarik mencoba kraca," ujar Deni yang baru tinggal di Purwokerto selama empat bulan.
Sementara itu Nina (42 tahun), warga asli Purwokerto yang setiap tahunnya selalu berburu kraca selama Ramadhan. Menurut Nina, kedua menu lokal tersebut sebenarnya ada dijual selain bulan Ramadhan. Akan tetapi, lebih banyak yang menjual di bulan suci ini.
"Memang selain Ramadhan ada yang jual di pasar lain, tapi saya selalu beli tiap Ramadhan di pasar ini. Lebih nikmat makannya di saat buka puasa," ujarnya.
Tidak hanya kedua menu tersebut, mendoan khas Banyumas juga menjadi buruan pembeli. "Nggak lengkap buka puasanya kalo nggak makan mendoan," kata Nina.