Rabu 06 Apr 2022 16:46 WIB

Masuki Panen Raya, Harga Gabah Menurun

Lahan yang sedang dan akan panen itu tersebar di wilayah barat Kabupaten Cirebon.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Andi Nur Aminah
Padi yang siap dipanen (ilustrasi)
Foto: Kementan
Padi yang siap dipanen (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Para petani di Kabupaten Cirebon mulai memasuki masa panen raya rendeng 2021/2022. Hal itu membuat harga gabah di tingkat petani mulai menurun.

Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Cirebon, Tasrip Abu Bakar, menjelaskan, dari sekitar 52 ribu hektare luas lahan tanam di Kabupaten Cirebon, yang sudah panen sekitar 20 ribu hektare. "Sisanya yang 32 ribu hektare itu sedang panen dan akan panen," kata Tasrip kepada Republika.co.id, Rabu (6/4).

Baca Juga

Tasrip menyebutkan, lahan yang sedang dan akan panen itu tersebar di wilayah barat Kabupaten Cirebon. Seperti Kecamatan Suranenggala, Kapetakan, Panguragan, Gegesik, Kaliwedi dan Susukan. "Panen kemungkinan selesai awal Mei," terang Tasrip.

Tasrip mengatakan, dengan dimulainya masa panen raya, harga gabah di tingkat petani mengalami penurunan. Untuk harga gabah kering panen (GKP), harganya saat ini di kisaran Rp 3.800 hingga Rp 4.000 per kilogram. Padahal, dua pekan lalu harganya masih Rp 4.000 hingga Rp 4.200 per kilogram.

Sedangkan untuk harga gabah kering giling (GKG), harganya kini di kisaran Rp 4.700 hingga Rp 4.800 per kilogram. Sebelumnya, harganya sekitar Rp 4.900 hingga Rp 5.000 per kilogram.

Khusus untuk varietas ciherang batu atau IR kebo, lanjut Tasrip, harga GKP-nya malah lebih murah. Yakni, sekitar Rp 3.600 per kilogram. Selain itu, varietas ciherang batu juga tidak diminati oleh pembeli, baik tengkulak maupun pemilik penggilingan beras. "Harga gabah saat ini belum ideal, belum sesuai harapan petani," tukas Tasrip.

Tasrip menyebutkan, para petani berharap harga GKP minimal bisa mencapai Rp 5.000 per kilogram. Sedangkan harga GKG, diharapkan paling tidak Rp 6.000 per kilogram.

Menurut Tasrip, harapan petani itu didasarkan pada harga beras di pasaran, yang rata-rata di kisaran Rp 10 ribu per kilogram. Dengan harga GKP Rp 5.000 per kilogram dan GKG Rp 6.000 per kilogram, maka akan bisa mengimbangi harga beras di pasaran.

Sementara itu, mengenai produksi panen kali ini, Tasrip menyebutkan, rata-ratanya mencapai 6,5 hingga tujuh ton per hektare. Dia mengatakan, meski sudah cukup bagus, namun para petani sebenarnya kurang puas dengan kuantitas panen tersebut.

Tasrip menambahkan, panen saat ini pun terganggu dengan curah hujan yang masih cukup tinggi di Kabupaten Cirebon. Apalagi, hujan seringkali disertai angina kencang sehingga membuat tanaman padi yang siap panen menjadi rebah.

Sementara itu, salah seorang petani di Kecamatan Suranenggala, Taslim, mengaku akan segera memanen padinya. Dia pun sudah memutuskan untuk menjual langsung hasil panennya. "Soalnya butuh buat makan dan modal tanam gadu," kata Taslim.

Selain itu, lanjut Taslim, masih cukup tingginya curah hujan di Kabupaten Cirebon menyebabkan penjemuran gabah menjadi terkendala. Jika tidak dijemur sampai kering, maka akan membuat kualitas gabah menjadi menurun.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement