Rabu 06 Apr 2022 17:32 WIB

Kelangkaan Solar Ganggu Angkutan Penumpang Travel

Karena kesulitan solar, sopir terpaksa menunda keberangkatan penumpang dan barang.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Andi Nur Aminah
Tanda pemberitahuan Solar Habis terpasang di SPBU (ilustrasi)
Foto: Antara/Umarul Faruq
Tanda pemberitahuan Solar Habis terpasang di SPBU (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Kelangkaan bahan bakar minyak jenis solar mulai mengganggu mobilitas transportasi angkutan penumpang dan barang jenis travel. Kesulitan mendapatkan solar, para sopir terpaksa menunda keberangkatan penumpang dan barang.

“Sekarang sudah semakin sulit cari solar. Sopir kami kadang sampai mencari solar ke SPBU daerah-daerah yang sepi, yang masih mungkin ada solarnya,” kata Yusuf (56 tahun), sopir travel PO Bintang Mas di Bandar Lampung, Rabu (6/4/2022).

Baca Juga

Menurut dia, untuk mendapat solar di SPBU dalam kota sudah tidak memungkinkan lagi. Selain antrean truk sudah menunggu sejak malam, juga stok solar juga terbatas, sehingga kecil kemungkinan mendapatkan solar setelah mengantre panjang.

PO Bintang Mas tersebut melayani angkutan penumpang dan barang dari Lampung – Palembang, dan juga Lampung – Jakarta. Semua mobil travel tersebut menggunakan bahan bakar solar. Travel ini hanya menjalankan beberapa mobil saja, lantaran kesulitan mendapat solar dan juga sedikitnya penumpang.

Sedangkan usaha travel lainnya, juga menyiasati untuk mendapatkan solar dari SPBU dengan menginapkan mobilnya di SPBU, agar bisa beroperasi pada esok harinya. Menurut Gani, petugas travel RT, kesulitan mendapatkan solar untuk mobil travelnya sudah terjadi sebulan terakhir. “Sekarang ini tambah sangat parah. SPBU sudah banyak kosong solar. Kalaupun ada sudah antre truk-truk fuso,” katanya.

Usaha travelnya melayani hanya penumpang tujuan daerah-daerah di Lampung dan Palembang, Sumatra Selatan. Ia mengatakan, bila tidak mendapatkan solar, maka mobil tidak dapat beroperasi. “Sekarang ini penumpang sudah susah mencarinya, ditambah lagi solar langka, mau dapat untung apa,” tutur Gani.

Berdasarkan pemantauan Republika.co.id di SPBU Rajabasa, Bandar Lampung, masih terlihat antrean panjang kendaraan truk dan mobil bus untuk mendapatkan solar. Stok solar di SPBU tersebut sudah mulai berkurang dari biasanya, sehingga sering tidak terlihat antrean truk dan bus setiap hari.

Sedangkan beberapa SPBU di Jalan Soekarno – Hatta (jalan lintas Sumatra), sudah dipadati truk fuso angkutan barang. Truk-truk tersebut rela menginap untuk mendapatkan jatah solar, agar bisa berangkat melanjutkan perjalanan ke Pelabuhan Bakauheni, atau dari Lampung ke kota-kota di Sumatra.

“Kami sengaja parkirkan truk di SPBU agar kalau mobil tangki solar pertamina datang, kami dapat solar, dan bisa melanjutkan perjalanan besoknya,” kata Heri, sopir truk dari Serang tujuan Palembang.

Ia mengatakan, sengaja menginapkan kendaraan truknya di Kota Bandar Lampung, karena SPBU di dalam kota masih banyak, sedangkan SPBU di daerah sering terjadi keterlambatan pasokan solar berhari-hari. “Kalau di kota pasti ada solar, walaupun mengantre panjang,” tuturnya.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement