REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) periode 2022-2025 Adib Khumaidi mengaku masa awal kepengurusan IDI menjadi masa ujian berat. Ia pun yakin ujian ini bisa dilalui jika semua anggota IDI kompak.
"Saya yakin ujian ini bisa dilalui bersama, bukan hanya dilalui Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) termasuk saya sebagai ketua umum. Kita semua bisa melalui ini," ujar Adib di konferensi virtual, Rabu (6/4).
Lebih lanjut, Adib mengatakan, PB IDI akan membuka ruang untuk seluruh anggota. Di ruang ini, dia melanjutkan, menjadi tempat menyampaikan curahan hati hingga hal-hal yang dibutuhkan para anggota organisasi profesi ini.
"Jadi, bukan hanya pengurus, anggota juga jadi pondasi yang kuat. Di pondasi yang kuat yaitu kesejawatan, sebuah tanggung jawab, dan sebuah etik yang harus tetap menjadi satu ikatan yang kuat di antara kita semua," katanya.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, Muktamar ke-31 di Aceh Maret 2022 telah mencetuskan konsep IDI yang terlahir kembali (IDI reborn) yang lebih baik. Menurut Adib, ini menjadi satu hal yang perlu dijalankan bersama-sama.
Karena itu, ia mengajak anggota untuk mewujudkan IDI reborn secara organisasi. "Upaya transformasi harus dilakukan, tetapi yang paling penting adalah penguatan anggota, penguatan sumber daya manusia (SDM) sebagai bagian dari transformasi SDM kesehatan di Indonesia dan secara global," ujarnya.
Menurut dia, ini bisa dilakukan kalau dalam tubuh IDI semakin solid. Di antaranya yaitu memberikan muatan intelektual dalam kedokteran, ditambahi muatan spiritual nilai agama maka makin memperkuat pribadi dokter, terutama dokter seluruh Indonesia. "Mari berdoa sekaligus menyampaikan di bulan yang berkah ini untuk kebaikan IDI dan seluruh anggota, dokter, dan masyarakat," katanya.
Sebelumnya sejumlah politikus Senayan meminta IDI dievaluasi menyusul keputusan untuk memecat dokter Terawan. Bahkan, ada yang meminta agar IDI dibubarkan.